Jum'at, 26/04/2024 09:57 WIB

Menko PMK Muhadjir Effendy Dukung Terobosan BKKBN Cegah Stunting dari Hulu

Sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam membangun keluarga terutama untuk menyiapkan generasi unggul, sehat (jasmani dan rohani), cerdas dan akan bertanggung jawab terhadap masa depan bangsa harus dimulai dari hulu.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy menyampaikan keynote speech pada acara Forum Nasional Stunting 2021, Selasa 14 Desember 2021

JAKARTA, Jurnas.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy menilai terobosan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk mencegah stunting dari hulu sangat strategis.

Hal itu disampaikan saat meluncurkan Program Pendampingan, Konseling dan Pemeriksaan Kesehatan dalam Tiga Bulan Pra Nikah sebagai Upaya Pencegahan Stunting dari Hulu kepada Calon Pengantin secara virtual, Rabu (29/12).

"Ide untuk mengadakan pendampingan, konseling, dan pemeriksaan kesehatan minimum dalam tiga bulan sangat strategis, terutama kaitannya dengan perang melawan stunting," kata Muhadjir.

Muhadjir menyampaikan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam membangun keluarga terutama untuk menyiapkan generasi unggul, sehat (jasmani dan rohani), cerdas dan bertanggung jawab terhadap masa depan bangsa harus dimulai dari hulu.

"Bapak Presiden memberikan arahan kepada kita membangunnya tidak dari hilir atau tengah-tengah tapi langsung dari hulunya. Yang paling hulu itu adalah stunting dan stunting itu harus dimulai dari calon pasangan keluarga," kata Muhadjir.

Karena itu, pemberian pemahaman yang cukup ke calon pengantin menjadi mutlak. Bukan hanya soal seluk-beluk tata cara keagamaan, tapi juga berkaitan dengan kesehatan reproduksi agar kelak melahirkan generasi sehat, cerdas, dan mampu bertanggung jawab terhadap bangsa.

Muhadjir berharap, program ini melibatkan seluruh kementerian dan lembaga terkait sehingga Indonesia bisa betul-betul menyiapkan keluarga yang kokoh dan penuh dengan keberhasilan karena ditaburi kasih sayang.

"Kalau di dalam tata agama keluarga sakina, keluarga yang teguh, mawaddah warahma yang penuh cinta dan kasih. Tentu saja cinta dan kasih akan tumbuh subur kalau ekomomi keluarganya bagus, anak-anaknya juga sehat, dan menjaid penyejuk mata," kata dia.

Muhadjir tak menampik, program yang digagas BKKBN ini akan menghadapi tantangan dari masyarakat mengingat persiapan pernikahan selama ini masih dianggap sebagai urusan pribadi.

Namun, Muhadjir mengatakan, pemerintah akan terus mengupayakan persiapan pernikahan tidak hanya menjadi urusan pribadi tapi juga urusan negara, urusan publik.

"Kenapa? Karena rumah tangga itu adalah bagian terkecil dari negara. Kalau negaranya ingin hebat, negaranya ingin maju maka harus hebat juga keluarganya," kata mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada Kabinet Kerja Jokowi-Jusuf Kalla.

Di tempat yang sama, Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo mengharapkan dukungan dari Kementerian Agama (Kemenag) dalam menjalankan Pendampingan, Konseling, dan Pemeriksaan Kesehatan dalam Tiga Bulan Pra Nikah.

"Kami kalau tidak disemangati dari Kemenag seperti tidak punya kekuatan karena ini yang menentukan sekali dari Kemenag, yang mengizinkan 3 bulan sebelumnya tidak hanya dikonseling tapi dilakukan pemeriksaan," kata Hasto.

Hasto mengatakan, setiap tahun di Indonesia terdapat 2 juta orang yang menikah secara resmi. Dari angka tersebut, yang langsung hamil ditahun pertama 1,6 juta dan yang mengalami stunting ada 400 ribu orang.

"Pranikah itu harus diperiksa. Sehari yang menikah sekitar 6.000 kemudian dari 2 juta yang stunting itu 400 ribu kalau tidak diintervensi," kata mantan bupati Kulon Progo itu.

KEYWORD :

Rumah Tangga Menko PMK Muhadjir Effendy BKKBN Hasto Wardoyo Pencegahan Stunting




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :