Jum'at, 03/05/2024 02:33 WIB

Australia Persingkat Waktu Tunggu Vaksin Booster

Sebagian besar negara bagian telah menekan pemerintah federal untuk membuat lebih banyak orang memenuhi syarat booster guna membendung gelombang kasus Omicron yang terus meningkat. Pihak berwenang dua minggu lalu mengurangi waktu tunggu menjadi lima bulan dari enam.

Perawat imunisasi Kelie Lee memberikan vaksin AstraZeneca kepada seorang pasien di klinik vaksinasi penyakit coronavirus (COVID-19) di Bankstown Sports Club selama penguncian untuk mengekang wabah kasus di Sydney, Australia, 25 Agustus 2021. Reuters/Loren Elliott

SYDNEY, Jurnas.com - Menteri Kesehatan Greg Hunt mengatakan, Australia akan mempersingkat waktu tunggu bagi orang untuk menerima suntikan booster COVID-19.

Suntikan booster akan ditawarkan mulai 4 Januari kepada semua orang di atas 18 tahun yang mendapatkan suntikan kedua empat bulan sebelumnya dan intervalnya akan dikurangi lagi menjadi tiga bulan pada akhir Januari.

"Tanggal-tanggal ini telah ditetapkan dengan sangat hati-hati untuk memberikan perlindungan awal yang berkelanjutan kepada warga Australia," kata Hunt dalam konferensi pers di Canberra, dikutip dari Reuters, Jumat (25/12).

Sebagian besar negara bagian telah menekan pemerintah federal untuk membuat lebih banyak orang memenuhi syarat booster guna membendung gelombang kasus Omicron yang terus meningkat. Pihak berwenang dua minggu lalu mengurangi waktu tunggu menjadi lima bulan dari enam.

Australia telah berupaya untuk meningkatkan peluncuran booster setelah menjadi salah satu negara yang paling banyak divaksinasi terhadap COVID-19 di dunia, dengan lebih dari 90 persen orang di atas usia 16 tahun telah menerima dua dosis.

Semakin banyak negara mengurangi waktu tunggu untuk booster dari enam bulan setelah munculnya varian Omicron. Bulan ini, Korea Selatan, Inggris, dan Thailand memangkas interval itu menjadi tiga bulan.

Langkah terbaru pada booster datang ketika infeksi harian Australia mendekati level rekor pada Jumat mendorong negara bagian mengembalikan beberapa pembatasan.

Benua Hijau itu melaporkan lebih dari 7.700 kasus baru, terutama di negara bagian Victoria dan New South Wales yang paling padat penduduknya.

Terlepas dari rekor kasus, pihak berwenang berharap rumah sakit tidak akan berada di bawah tekanan ekstrem dari jenis baru, yang menurut mereka tampaknya kurang parah daripada varian lainnya.

Jumlah orang yang dirawat di rumah sakit terus meningkat, tetapi tetap jauh lebih rendah daripada selama wabah Delta. Lebih dari 4 persen pasien di rumah sakit telah terinfeksi Omicron pada 20 Desember, dengan hanya satu dalam perawatan intensif.

Awal bulan ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan negara-negara kaya agar tidak menimbun vaksin COVID-19 untuk suntikan booster ketika mereka mencoba melawan varian baru Omicron.

Badan PBB itu mengatakan, booster mengancam pasokan untuk negara-negara miskin di mana tingkat inokulasi masih rendah.

KEYWORD :

Greg Hunt Australia Booster COVID-19 Varian Omicron




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :