Jum'at, 26/04/2024 19:50 WIB

Kemdikbudristek Luncurkan Panduan P2M di Kampus

Penyusunan panduan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (P2M) dilakukan untuk melakukan penyesuaian pelaksanaan P2M di perguruan tinggi, sesuai Rencana Induk Riset Nasional (RIRN), dan perkembangan regulasi yang ada.

Plt Direktur Jenderal Dikti Ristek, Nizam (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) melalui Ditjen Diktiristek, meluncurkan Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 2022, pada Senin (13/12).

Penyusunan panduan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (P2M) dilakukan untuk melakukan penyesuaian pelaksanaan P2M di perguruan tinggi, sesuai Rencana Induk Riset Nasional (RIRN), dan perkembangan regulasi yang ada.

Dirjen Diktiristek, Nizam, mengatakan program-program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat disinergikan dengan program pengembangan talenta inovasi masa depan, sejalan dengan program Kampus Merdeka Kemdikbudristek.

Melalu program Kampus Merdeka seperti riset, mahasiswa membangun desa, atau studi mandiri, Nizam berharap dapat diintegrasikan dengan program-program P2M.

Nizam menyebut ada beberapa hal yang dapat dilakukan mendorong akselerasi riset di perguruan tinggi. Pertama, ia menekankan perlu adanya kolaborasi antara kampus dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan lembaga-lembaga riset di luar perguruan tinggi.

Menurut Nizam untuk menyiapkan pool talenta inovasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan program Kampus Merdeka untuk memperkuat riset, atau sebaliknya, memanfaatkan riset untuk memperkuat Kampus Merdeka. Ia menyebut BRIN siap membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk melakukan riset di pusat-pusat riset di berbagai daerah di Indonesia.

"Target kita di tahun 2022, paling tidak ada 10 ribu mahasiswa yang akan menjadi peneliti dan pengabdi pada masyarakat," kata Nizam.

Kedua, melalui program Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) juga dapat dimanfaatkan untuk mendorong mahasiswa S-1 yang potensial dapat secara akselerasi melanjutkan ke jenjang S-3 melalui bimbingan para profesor dan peneliti unggul.

Ketiga, Nizam juga menyebut program-program P2M dapat disinergikan melalui program Master dan Doctor by Research. Program ini juga menjadi area untuk menyiapkan para peneliti muda baik dari BRIN, lembaga-lembaga penelitian maupun perguruan tinggi agar bisa agar dapat melakukan riset leading to Ph.D yang bekerja sama dengan perguruan tinggi unggul dan pusat-pusat riset nasional.

Adapun skema pendanaan P2M di perguruan tinggi di tahun 2022 dibagi ke dalam 3 skema. Pertama, skema matching fund melalui Kedaireka bagi riset-riset yang sudah siap dihilirisasi ke industri. Kedua, skema kompetisi-kompetisi P2M untuk riset dalam agenda RIRN dan pengembangan keilmuan, dan yang ketiga skema desentralisasi.

Nizam pun berharap agar dalam kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dapat melibatkan sebanyak-banyaknya mahasiswa. Selain itu, penelitian juga diharapkan melibatkan dunia usaha dunia industri (DUDI) semenjak dari hulu agar agenda-agenda riset di perguruan tinggi relevan dengan kebutuhan industri.

Terakhir, Nizam pun berharap program P2M dapat memanfaatkan program peningkatan kompetensi dosen yang ada di Direktorat Sumber Daya seperti post doctoral, same, world class professor (WCP) atau sabbatical leave. Selama riset, perguruan tinggi bisa mengundang post doctoral dari dalam maupun luar negeri, juga para profesional dari lembaga-lembaga riset dari luar atau dalam negeri. Pada program World Class Professor (WCP) yang setiap tahunnya mengundang sekitar 70-100 WCP sehingga kualitas riset dan publikasi akan terus meningkat.

"Sekali lagi saya berharap program-program penelitian dapat diintegrasikan, diharmoniskan secara terstruktur dengan program-program tersebut," tutup dia.

KEYWORD :

P2M Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Kemdikbudristek Nizam




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :