Rabu, 15/05/2024 14:20 WIB

Pembekalan Calon Wisudawan Unsoed, Sesjen MPR: Jangan Lupa Asal Usulmu

Sesjen MPR termuda ini mendorong agar kita menjadi orang yang lebih nyaman dengan perubahan, terbiasa memikirkan sesuatu yang belum pernah dipikirkan, kreatif dan inovatif, lebih menyukai apa yang belum pernah diketahui dari pada yang sudah diketahui.

Sekretaris Jenderal MPR, Ma`ruf Cahyono. (Foto: MPR)

Purwokerto, Jurnas.com - Sekretaris Jenderal (Sesjen) MPR Ma’ruf Cahyono merasa bangga ketika dirinya didaulat menjadi salah satu pembicara dalam pembekalan bagi calon wisudawan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, Jawa Tengah, Periode Desember 2021.

Pembekalan melalui zoom yang digelar oleh ‘Soedirman Career Center’, 9 Desember 2021, 09.00 – 12.00 WIB, itu bertema ‘Strategi Menjadi Lulusan yang “Agile” dan “Berdaya Saing” Menuju Era Society 5.0’.

“Saya merasa tersanjung dan bangga menjadi narasumber dalam zoom ini,” ungkap Ma’ruf Cahyono.

“Kebangaan tersendiri karena saya juga alumni Unsoed,” tambah Ma’ruf Cahyono. Menurut pria kelahiran Banyumas, Jawa Tengah, itu kampus Unsoed merupakan bagian perjalanan dari hidupnya.

Dikatakan banyak kenangan suka dan duka selama dirinya menimba ilmu di kampus yang berada di Purwokerto itu. “Semuanya membuat saya menjadi seperti saat ini,” ujarnya. “Sebagai bukti saya tetap bagian dari kampus ini maka saya selalu hadir dalam setiap kegiatan,” ujar Ma’ruf Cahyono.

Ma’ruf Cahyono menyatakan kecintaannya kepada Unsoed tak lekang oleh waktu. Untuk itu dirinya menyatakan bangga ketika dijadikan narasumber dalam suatu zoom apalagi audiens dari acara itu adalah civitas akademika terutama yang hendak meninggalkan kampus.

Wisudawan Unsoed sebentar lagi akan meninggalkan kampus tapi saya ingatkan jangan sampai lupa pada asal usulmu,” tuturnya dengan tersenyum.

Dalam pemaparan, Ma’ruf Cahyono mengatakan, jika manusia melakukan perubahan, itu berarti bahwa manusia yang bersangkutan menjadikan keadaan lain dari pada semula, keadaan atau hal harus menjadi lebih baik. “Perubahan harus menjadikan keadaan atau hal lebih baik,” ujarnya.

Sesjen MPR termuda ini mendorong agar kita menjadi orang yang lebih nyaman dengan perubahan, terbiasa memikirkan sesuatu yang belum pernah dipikirkan, kreatif dan inovatif, lebih menyukai apa yang belum pernah diketahui dari pada yang sudah diketahui, “lebih senang menyelesaikan hal-hal yang lebih sulit dari pada yang lebih mudah,” tuturnya.

Perubahan dapat berlangsung secara reaktif, aktif, dan/atau proaktif. Dari sinilah Ma’ruf Cahyono mendorong semua agar menjadi agen perubahan yang mampu dan sanggup mentransformasi sumber daya yang ada di sekitarnya untuk memperoleh nilai tambah yang menguntungkan, baik secara ekonomi maupun agroekonomi, pribadi maupun sosial.

Society 5.0 menurutnya digagas oleh Jepang. Dikatakan konsep ini memungkinkan kita menggunakan ilmu pengetahuan yang berbasis modern seperti AI, Robot, Iot, untuk kebutuhan manusia dengan tujuan agar manusia dapat hidup dengan nyaman.

Ma`ruf membandingkan jika revolusi 4.0 menggunakan AI, dan kecerdasan buatan sebagai komponen utamanya maka Society 5.0 menggunakan teknologi modern hanya saja mengandalkan manusia sebagai komponen utamanya.

Lebih lanjut dikatakan, dalam Society 5.0 di mana komponen utamanya adalah manusia yang mampu menciptakan nilai baru melalui perkembangan teknologi dapat meminimalisir adanya kesenjangan pada manusia dan masalah ekonomi dikemudian hari.

Kepada wisudawan, Ma’ruf Cahyono mengingatkan agar mereka memiliki kemampuan 6 Literasi Dasar, yakni numerasi, sains, informasi, finansial, budaya, dan kewarganegaraan. “Serta mampu berpikir kritis, bernalar, kretatif, berkomunikasi, kolaborasi serta memiliki kemampuan problem solving,” ujarnya.

Sebagai warga negara, Ma’ruf Cahyono secara tegas juga mengatakan, “dan yang terpenting memiliki perilaku, karakter, yang mencerminkan nilai  Pancasila, kepedulian sosial dan budaya”.

KEYWORD :

Kinerja MPR Maruf Cahyono Pembekalan Wisuda Agen Perubahan




JURNAS VIDEO :



PILIHAN REDAKSI :