Sabtu, 27/04/2024 07:35 WIB

Rizal Ramli: Mural Adalah Ekspresi Kegelisahan Rakyat yang Harus Direspon Pemerintah

Mural seorang perempuan renta yang memikul barang dagangan disertai tulisan `bagaimana tega kalian mencuri uang kami?` adalah suatu fakta bahwa keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat kecil masih menjadi sebuah mimpi dan jauh dari harapan.

Tokoh nasional Rizal Ramli foto bersama salah seorang seniman mural yang karyanya dipamerkan di di Kawasan perumahan Alam Raya, Tangerang, Banten. (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Tokoh nasional Rizal Ramli acungi jempol hasil karya seni mural kolaborasi 10 seniman jalanan (street artist) bertajuk “ON & OFF PRESSURE”. Karya tersebut terpampang di atas tembok dengan total luas 1.500 m2 yang tersebar di tujuh titik di perumahan Alam Raya, Tangerang, Banten.

Saat menyusuri beberapa mural, langkah Rizal Ramli terhenti pada lukisan seorang perempuan renta yang tengah memikul barang dagangannya. Ternyata, yang membuat Menko Ekuin era pemerintahan Abdurrahman Wahid itu terkesima dengan gambar tersebut, karena disertai grafiti yang bertuliskan "Bagaimana Tega Kalian Mencuri Uang Kami?"    

"Mural seorang perempuan renta yang memikul barang dagangan disertai tulisan `bagaimana tega kalian mencuri uang kami?` adalah suatu fakta bahwa keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat kecil masih menjadi sebuah mimpi dan jauh dari harapan," tutur Rizal Ramli dalam keterangan resminya, Selasa (9/11).

Ironisnya, sambung Rizal Ramli, ada segelintir pejabat sekarang ini yang seolah tak punya rasa malu memanfaatkan kapasitasnya untuk mencari untung di tengah kesusahan masyarakat yang mengalami dampak pandemi Covid-19.

"Ekonomi masyarakat sedang susah akibat pandemi Covid-19, kok tega-teganya ada pejabat yang mencari untung dari bisnis PCR. Padahal sebelumnya ada juga pejabat yang tersandung korupsi bansos," sesal Rizal Ramli yang juga mantan Anggota Tim Panel Ekonomi PBB itu.

Sementara itu, kurator acara, Bambang Asrini, mengatakan, di bulan Juli hingga September 2021, seni mural sempat kembali distigma sebagai aksi “vandalisme”. Karya-karya itu juga sempat disampirkan dalam isu politik yang kental. Maka, helatan acara ini ingin menyampaikan pesan bersama bahwa seni jalanan hadir secara majemuk, merdeka dan memang sebagai jedah atas intervensi seni di ruang-ruang publik yang setara.

“Seniman street art ini niscaya terhubung dengan isu apapun, dari pengalaman personal yang abstrak, politik, lingkungan hidup, keadilan sosial, popularitas dalam kehidupan urban dan konsumerisme (isu urban life) sampai kusutnya kehidupan kota besar dalam ruang kesetaraan warga,’ kata Bambang.

Dia menyampaikan, tak ada tekanan apapun bagi seniman-seniman ini untuk bebas berkarya dan memilih konten ekspresi estetik mereka! Tajuk kuratorial ON/OFF PRESSURE secara personal adalah undangan kemajemukan bagi seniman yang bisa ditafsirkan tentang pergumulan atas “tekanan” tatkala aksi-aksi di jalanan dihadapi dalam sejarah personal atau kelompok-kelompok/kolektif seni mereka.

“Tekanan-tekanan itu dalam artian positif pun negatif, sejatinya adalah akumulasi energi untuk selalu menyala dalam diri seniman jalanan. Sementara, ruang publik adalah hadirnya keniscayaan berbagai “tekanan” yang bisa jadi sangat personal dialami dalam kerja-kerja seni mereka. ON/OFF Pressure selalu dan akan tetap ada sepanjang hayat menyelimuti aksi dan kreasi seniman jalanan tersebut,” tegas Bambang.

Untuk diketahui, L Project menyelenggarakan pameran ON & OFF PRESSURE pada 8-9 November 2021 di Kawasan perumahan Alam Raya, Tangerang, Banten. Pameran ON & OFF PRESSURE merupakan kegiatan seni yang mengajak 10 seniman jalanan (street artist) untuk kolaborasi melukis mural bersama di dalam satu kawasan di wilayah kota Tangerang.

10 Seniman jalanan tersebut adalah seniman yang sudah banyak melanglang buana dan menorehkan nama mereka di dalam dunia seni jalanan tanah air untuk berkolaborasi

Dalam pameran ini, kesepuluh seniman tersebut akan melukis di atas tembok dengan total luas ±1,500 m2 yang tersebar di tujuh titik di sekitar perumahan Alam Raya.

Sepuluh seniman mural tersebut antara lain Anagard, Digie Sigit, Farhan Siki, The Popo, Arman Jamparing, Bujangan Urban, Media Legal, Edi Bonetski, Hana Madness, dan Bunga Fatia.

Tidak hanya melukis di tembok-tembok Alam Raya yang terbentang kokoh, kesepuluh seniman “ON & OFF PRESSURE” juga akan melukis bersama di atas kanvas pada 10 November 2021. Kegiatan ini menjadi penutup dalam rangkaian acara “ON & OFF PRESSURE”.

 

KEYWORD :

Karya Seni Mural Rizal Ramli Seniman Jalanan ON & OFF PRESSURE




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :