Selasa, 07/05/2024 02:56 WIB

Taiwan: Ketegangan dengan China Adalah yang Terburuk Dalam Empat Dekade

Ketegangan telah mencapai titik tertinggi baru antara Taipei dan Beijing, yang mengklaim pulau demokrasi itu sebagai wilayahnya sendiri, dan pesawat militer China telah berulang kali terbang melalui zona identifikasi pertahanan udara Taiwan.

Para penjaga kehormatan melakukan upacara penurunan bendera nasional Taiwan di Liberty Square, saat penyebaran COVID-19 berlanjut, di Taipei, Taiwan pada 1 April 2020. (Foto: Reuters / Ann Wang / Files)

taipei, Jurnas.com - Menteri Pertahanan TaiwanChiu Kuo-cheng mengatakan, ketegangan militer dengan China berada pada titik terburuknya dalam lebih dari 40 tahun. Hal itu disampaikan beberapa hari setelah rekor jumlah pesawat China terbang ke zona pertahanan udara pulau itu.

Ketegangan telah mencapai titik tertinggi baru antara Taipei dan Beijing, yang mengklaim pulau demokrasi itu sebagai wilayahnya sendiri, dan pesawat militer China telah berulang kali terbang melalui zona identifikasi pertahanan udara Taiwan.

Selama periode empat hari mulai Jumat lalu, Taiwan melaporkan hampir 150 pesawat angkatan udara China memasuki zona pertahanan udaranya, bagian dari pola yang disebut Taipei sebagai pelecehan berkelanjutan yang dilakukan Beijing terhadap pulau itu.

Ditanya oleh seorang anggota parlemen tentang ketegangan militer saat ini dengan China di parlemen, Kuo-cheng mengatakan. "situasinya paling serius dalam lebih dari 40 tahun sejak ia bergabung dengan militer," menambahkan ada risiko salah tembak di Selat Taiwan yang sensitif.

"Bagi saya sebagai seorang militer, urgensinya ada di depan saya," katanya kepada komite parlemen yang meninjau pengeluaran militer khusus sebesar T$240 miliar (US$8,6 miliar) untuk senjata buatan sendiri termasuk rudal dan kapal perang.

China mengatakan Taiwan harus diambil dengan paksa jika perlu. Taiwan mengatakan itu adalah negara merdeka dan akan mempertahankan kebebasan dan demokrasinya, menyalahkan China atas ketegangan tersebut.

Chiu mengatakan China sudah memiliki kemampuan untuk menyerang Taiwan dan akan mampu melakukan invasi "skala penuh" pada tahun 2025.

"Pada tahun 2025, China akan membawa biaya dan gesekan ke titik terendah. Ia memiliki kapasitas sekarang, tetapi tidak akan memulai perang dengan mudah, harus mempertimbangkan banyak hal lain,"

Amerika Serikat, pemasok militer utama Taiwan, telah mengkonfirmasi komitmen "kokoh" untuk Taiwan dan juga mengkritik China. Beijing menyalahkan kebijakan Washington yang mendukung Taiwan dengan penjualan senjata dan mengirim kapal perang melalui Selat Taiwan karena meningkatkan ketegangan.

Pengeluaran militer khusus Taiwan selama lima tahun ke depan sebagian besar akan digunakan untuk senjata angkatan laut termasuk senjata anti-kapal seperti sistem rudal darat.

Taiwan melaporkan satu pesawat angkatan udara China memasuki zona pertahanan udaranya pada hari Selasa. (Reuters)

KEYWORD :

Taiwan Chiu Kuo-cheng China Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :