Kamis, 02/05/2024 19:04 WIB

Poduktivitas dan Kapasitas Petani Pasaman Berkat Sekolah Lapang

Melalui Pelatihan Literasi dan Edukasi Keuangan (PLEK), kata Heri, keluarga tani bisa mengurangi tingkat konsumtif dan membuka wawasan mereka tentang pentingnya pengelolaan keuangan.

Petani melakukan panen padi

SUMATERA BARAT, Jurnas.com - Peran Sekolah Lapang (SL) Daerah Irigasi (DI) yang notabene bagian dari program Integrated Participatory Development and Management Irrigation Program (IPDMIP) dirasakan para petani dan penyuluh lantaran mampu meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM elemen pertanian di daerah.

"Signifikan dampaknya terutama dari sisi produktivitas dan kapasitas petani," kata Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman, Heri Prasetyo Wibowo disela-sela acara Pertemuan Koordinasi Pimpinan Kelembagaan Penyuluhan Pertanian Lokasi IPDMIP di Yogyakarta, Kamis (28/10).

Heri mencontohkan dalam program SL DI, petani diajarkan konsep Jajar Legowo, salah satu teknik menanam padi. Kemudian diakhir sesi SL DI, para petani melakukan evaluasi tiap panen untuk menganalisa dampak dari penerapan materi yang diberikan tim instruktur maupun penyuluh.

"SL juga mengajarkan bagaimana penerapan teknologi yang tepat untuk para petani. Sebagian besar sudah melakukannya dan dampaknya cukup signifikan terhadap produktivitas para petani. Dari 1 hektar, terjadi peningkatan sekitar 20 persen. Artinya pendapat petani naik," ujar Heri.

Dalam kesempatan itu, Heri juga mengatakan, pentingnya program rantai nilai yang juga bagian dari program IPDMIP. Pelatihan ini dinilai sangat penting untuk meningkatkan pendapatan petani.

"Karena sekarang terlalu panjang, sehingga margin petani tidak begitu besar. Kedepan dengan perbaikan mata rantai, bisa meningkat pendapatan petani. RMU bisa kolaborasi dengan BUMDES atau koperasi yang tengah digagas untuk memperpendek rantai nilai," beber Heri.

Melalui Pelatihan Literasi dan Edukasi Keuangan (PLEK), kata Heri, keluarga tani bisa mengurangi tingkat konsumtif dan membuka wawasan mereka tentang pentingnya pengelolaan keuangan.

"Termasuk membuat skala prioritas bagi mereka sehingga dengan begitu biaya produksi dan pendapatan bisa dihitung secara cermat. Di sini peran penyuluh sangat penting ya. Memberikan pemahaman yang komprehensif seputar IPDMIP," ujarnya.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, IPDMIP memiliki peran mendorong proses transformasi dari sistem pertanian tradisional menjadi modern. Untuk itu, SDM-nya harus digarap lebih dahulu. "Mereka adalah petani, penyuluh, petani milenial melalui pelatihan," kata Dedi.

Sistem pertanian tradisional, katanya, dicirikan oleh produktivitas yang rendah, penggunaan varietas lokal, dikerjakan secara manual atau dengan bantuan tenaga ternak. Sistem pertanian ini belum memanfaatkan mekanisasi pertanian serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

"Pertanian modern dicirikan masifnya varietas berdaya hasil tinggi, menerapkan mekanisasi dan pemanfaatan teknologi era industri 4.0," kata Syahrul.

Hal serupa disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi. Dedi mengatakan pertanian harus diarahkan kepada bisnis. Artinya tidak sekadar mencukupi pangan sendiri.

"Tapi pertanian harus mengahasilkan uang. Ini yang menjadi salah satu core dari IPDMIP, menguatkan kapasitas dan SDM petani maupun penyuluh melaui berbagai program," ujar Dedi ketika memberikan arahan dalam giat ini.

Dedi lantas menyinggung pentingnya membangun sistem agribisnis yang kokoh. Yakni melalui pemanfaatan teknolgi berbasis 4.0. Menurutnya, hal tersebut bisa memberikan keuntungan yang masif bagi para petani.

"Penerapan teknolgi dalam aspek usaha tani jelas meningkatkan kualitas, menekan biaya produksi, dan menjamin produktivitas pertanian. Kita optimis pembangunan pertanin terus melangkah ke depan," ungkap alumnus IPB University itu.

Ciri-ciri pertanian modern, kata Dedi, penggunaan varietas unggul dengan potensi hasil tinggi, pemanfaatan sarana prasarana pertanian modern (Alsintan), Pemanfaatan IOT melalui smart agriculture dan SDM pertanian yang unggul yang mampu menggenjot produktivitas;

"Maka dari itu, pengelola dan penyuluh pendamping di lokasi IPDMIP harus mempunyai semangat meningkatkan kapasitas penguasaan teknologi bagi penyuluh maupun petani. Manfaatkan segala media informasi untuk dapat mempublikasikan keberhasilan kegiatan IPDMIP," jelas dia.

"Saya mengharapkan segenap pengelola dan penyuluh pendamping di lokasi IPDMIP untuk mengembangkan kapasitas usaha poktan dan gapoktan untuk menjadikannya korporasi petani," tutup Dedi.

KEYWORD :

IPDMIP Sekolah Lapn




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :