Sabtu, 27/04/2024 00:15 WIB

Pangeran Charles: Bumi Tengah Menuju Kepunahan Massal

Pangeran Wales, Charles, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap masa depan satwa-satwa liar di bumi yang saat ini mendekati kepunahan.

Pangeran Charles (foto: Telegraph)

Pangeran Wales, Charles, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap masa depan satwa-satwa liar di bumi yang saat ini mendekati kepunahan. Hal tersebut disampaikan dalam sebuah kuliah umum di Royal Society, Kamis (4/11) kemarin.

“Sebagai seorang ayah dan kakek, saya sangat khawatir tentang dunia ini. Generasi kita dengan cepat menghancurkan segala yang ada untuk bertahan hidup,” ujarnya.

Charles mengatakan cukup terkejut setelah menyadari bahwa dunia berada di ambang kepunahan massal keenam dan masuk pada tahap geologi baru karena tindakan manusia. Dia menuturkan populasi vertebrata telah menurun dalam jumlah besar dan bumi kini tengah menghadapi era baru.

Sir David Attenborough juga memperingatkan bahwa kelak anak-anak kita tidak akan pernah menyaksikan berbagai variasi satwa liar yang kini mendekati kepunahan. Pemerhati lingkungan berusia 90 tahun tersebut bersyukur karena dirinya pernah menikmati dan menyaksikan keanekaragaman satwa yang ada jika nanti kepunahan terjadi. “Kita harus melakukan sesuatu agar bisa melindungi yang kini masih tersisa,” pintanya.

Profesor Johan Rockstrom, Direktur Pusat Ketahanan Stockholm menyebut saat ini manusia tengah menempatkan masa depan bumi dalam resiko yang tinggi. Fase Antroposen atau disebut-sebut sebagai aktivitas manusia yang memiliki pengaruh global pada ekosistem, telah mengancam stabilitas dan ketahanan manusia dan bumi.

“Kita bergerak keluar dari zaman Holosen menuju masa depan bumi yang sangat beresiko. Apa yang kita lakukan 50 tahun mendatang, mungkin akan sangat menentukan nasib umat manusia selama 10.000 tahun selanjutnya,” terang Johan.

Berbagai populasi satwa kini mendekati kepunahan akibat aktivitas manusia. Di antaranya Gajah Afrika di Tanzania yang terancam karena perburuan, Srigala Maned di Brazil yang kehilangan lahan setelah padang rumput banyak berubah menjadi ladang pertanian, belut Eropa yang menurun karena penyakit, over-fishing, dan perubahan ekosistem.

World Wide Fund for Nature (WWF) selaku organisasi non-pemerintah internasional yang menangani masalah-masalah tentang konservasi, memperingatkan bahwa keberadaan satwa juga dipengaruhi oleh perubahan iklim, populasi, dan eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkontrol. Pada 2012, kebutuhan sumber daya dan konsumsi manusia mencapai 1,6 kali dari apa yang mampu disediakan oleh bumi. Jika tidak dicegah, konsekuensi dari fenomena ini akan berdampak pada penurunan spesies dan lenyapnya habitat satwa tertentu.

WWF dengan ini mengingatkan pemerintah, para pelaku bisnis dan setiap orang bahwa mereka harus menghentikan konsumsi yang tidak berkelanjutan, memerangi perubahan iklim, dan mengembalikan kestabilan alam,” ujar Glyn Davies, Acting Chief Executif WWF-Inggris, sebagaimana dikutip dari Telegraph.

KEYWORD :

Kepunahan Massal WWF Pangeran Charles




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :