Jum'at, 26/04/2024 10:20 WIB

Jelang Pemilu AS, Twitter Perbanyak Label Peringatan

Aplkasi media sosial berlogo burung biru itu juga mengumumkan akan memberlakukan pembatasan yang lebih ketat untuk memperlambat penyebaran informasi salah.

Aplikasi Twitter (Foto: Techcrunch)

Washington, Jurnas.com - Twitter mengatakan akan menghapus cuitan yang mengajak orang-orang  mengganggu proses pemilu Amerika Serikat (AS) atau pelaksanaan hasil pemilu, termasuk melalui kekerasan.

Aplkasi media sosial berlogo burung biru itu juga mengumumkan akan memberlakukan pembatasan yang lebih ketat untuk memperlambat penyebaran informasi salah.

Twitter mengatakan dalam sebuah unggahan blog mereka bahwa mulai minggu depan, pengguna akan mendapatkan label yang mengarahkan mereka ke informasi yang dapat dipercaya sebelum mereka dapat me-retweet konten yang telah diberi label menyesatkan.

Twitter akan menambahkan lebih banyak peringatan dan pembatasan pada tweet dengan label informasi menyesatkan dari tokoh politik AS, seperti kandidat dan kampanye, serta akun yang berbasis di AS dengan lebih dari 100.000 pengikut atau yang mendapatkan keterlibatan signifikan.

Twitter yang sedang menguji bagaimana membuat pelabelannya lebih jelas dan langsung, mengatakan orang-orang harus memanfaatkan peringatan untuk melihat cuitan ini. Pengguna juga hanya dapat `quote tweet` konten ini, karena suka, retweet, dan balasan akan dimatikan.

Twitter mengatakan sudah melabeli ribuan postingan yang menyesatkan, meskipun sebagian besar perhatian tertuju pada label yang diterapkan pada kicauan  Presiden AS Donald Trump. Twitter juga mengatakan akan melabeli twit yang secara palsu mengklaim kemenangan bagi kandidat mana pun.

Beberapa langkah sementara memperlambat amplifikasi konten, kata Twitter misalnya, dari 20 Oktober hingga setidaknya akhir minggu pemilihan AS, pengguna global yang menekan "retweet" akan diarahkan terlebih dahulu ke tombol "quote tweet" untuk mendorong pengguna untuk menambahkan komentar mereka sendiri.

Twitter juga akan berhenti menampilkan topik yang sedang tren tanpa konteks tambahan, dan akan menghentikan orang-orang melihat rekomendasi "disukai oleh" dari orang yang tidak mereka kenal di timeline mereka.

Perusahaan media sosial berada di bawah tekanan untuk memerangi kesalahan informasi terkait pemilihan dan bersiap menghadapi kemungkinan kekerasan atau intimidasi tempat pemungutan suara sekitar pemungutan suara 3 November.

Reuters telah melaporkan bahwa Partai Republik memobilisasi ribuan sukarelawan untuk menonton situs pemungutan suara awal dan kotak suara untuk menemukan bukti untuk mendukung keluhan Trump yang tidak berdasar tentang penipuan pemilih yang meluas.

Pada Rabu (7/10), rakasasa media sosial, Facebook mengatakan akan melarang seruan untuk menonton pemungutan suara menggunakan "bahasa militer." (Reuter)

KEYWORD :

Pemilu AS Media Sosial Facebook Twitter Donald Trump




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :