Jum'at, 26/04/2024 13:06 WIB

Bahrain Buka Wilayah Udara untuk Penerbangan UEA-Israel

Perjanjian yang ditengahi AS itu disambut dengan kecaman seragam dari semua faksi Palestina, yang menyebutnya sebagai tusukan di belakang Palestina.

Pesawat El Al yang membawa delegasi AS-Israel ke UEA mendarat di bandara Abu Dhabi pada 31 Agustus 2020. (Foto oleh AFP)

Manamah, Jurnas.com - Bahrain membuka wilayah udaranya untuk semua penerbangan Uni Emirat Arab (UEA) dalam perjalanan ke atau dari wilayah yang diduduki Israel, mengikuti langkah Arab Saudi dan setelah kunjungan pejabat senior Amerika Serikat (AS) ke kerajaan pulau itu.

"Bahrain akan mengizinkan semua penerbangan yang datang dan berangkat dari UEA ke semua tujuan untuk melintasi wilayah udaranya," lapor Kantor Berita resmi Bahrain, mengutip sumber resmi di Kementerian Transportasi dan Telekomunikasi, Kamis (3/9).

UEA-Israel mengumumkan kesepakatan yang meletakkan dasar untuk normalisasi penuh hubungan mereka pada 13 Agustus. Perjanjian yang ditengahi AS itu disambut dengan kecaman seragam dari semua faksi Palestina, yang menyebutnya sebagai tusukan di belakang Palestina.

Penasihat Gedung Putih Jared Kushner mengunjungi Bahrain pada Selasa (1/9), seminggu setelah Menteri Luar Negeri AS, Pompeo melakukan perjalanan ke pulau Teluk Persia.

Para pengamat mengatakan AS sedang mencoba memanfaatkan momentum langkah UEA. Sebelum langkah normalisasi, sekutu utama AS di kawasan itu telah dituduh duduk dalam kesepakatan politik dan komersial rahasia yang ekstensif dengan Tel Aviv.

Dalam kasus Bahrain, dorongan profil tinggi ke arah détente datang pada tahun 2017, ketika menurut media Israel, sebuah delegasi tiba di wilayah pendudukan dengan pesan "perdamaian" dari Raja Hamad bin Isa Al Khalifah.

Para pengamat mengatakan setelah UEA, pulau itu akan segera menormalisasi hubungan dengan rezim pendudukan, dengan mengatakan keputusan mengenai penerbangan berlebih itu sama dengan contoh pertama kerja sama terbuka antara Manama dan Tel Aviv.

Namun, kelompok perlawanan Palestina, termasuk Hamas yang berbasis di Jalur Gaza yang diblokade Tel Aviv, telah memperingatkan bahwa tren pengkhianatan Arab atas perjuangan Palestina hanya berfungsi untuk mempersatukan faksi-faksi Palestina.

Menyusul kesepatakan normalisasi antara UEA-Israel, pada Kamis (3/9), semua pemimpin faksi Palestina berkumpul dalam rapat pleno yang telah lama tertunda di ibu kota Lebanon, Beirut.

"Kami telah berkumpul hari ini untuk mengatakan bahwa bangsa Palestina akan tetap bersatu baik di dalam maupun di luar negeri," tegas Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh dalam pidatonya pada pertemuan tersebut

Ia mengatakan, jawaban Palestina atas skema yang diterapkan AS, Israel, dan rezim Arab terhadap Yerusalem adalah perlawanan yang mencakup semuanya. "Israel akan tetap menjadi musuh dan Palestina tidak akan menyerahkan bahkan satu inci pun dari tanah mereka," katanya. (Press TV)

KEYWORD :

Uni Emirat Arab Negara Teluk Wilayah Udara Bahrain Israel Amerika Serikat Palestina




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :