Sabtu, 27/04/2024 07:02 WIB

UEA-Israel Berdamai, Faksi Palestina yang Bersaing Adakan Pertemuan

Jarang sekali bagi kelompok sekuler Hamas dan Abbas yang sekuler Fatah dari Organisasi Pembebasan Palestina memiliki kontak tingkat tinggi seperti itu setelah bertahun-tahun bertikai.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas jadi pembicara dalam pertemuan Dewan Pusat Palestina di kota Ramallah, Tepi Barat, 14 Januari 2018 (Mohamad Torokman/Reuters)

Tepi Barat, Jurnas.com - Presiden Palestina, Mahmoud Abbas mengadakan pertemuan langka dengan faksi-faksi yang bersaing pada Kamis (3/9). Pertemuan itu terjadi menyusul kesepakatan Israel dan Uni Emirat Arab (UEA).

Dikutip dari Reuters, pertemuan tersebut diadakan melalui konferensi video antara Ramallah di Tepi Barat dan Beirut, di mana ketua Hamas, Ismail Haniyeh dan Sekretaris Jenderal Jihad Islam, Ziyad al-Nakhalah hadir.

Jarang sekali bagi kelompok sekuler Hamas dan Abbas yang sekuler Fatah dari Organisasi Pembebasan Palestina memiliki kontak tingkat tinggi seperti itu setelah bertahun-tahun bertikai.

Palestina melihat normalisasi hubungan antara negara Teluk dengan Israel sebagai pengkhianatan yang kemungkinan besar akan melemahkan posisi pan-Arab lama yang menyerukan Israel untuk menarik diri dari wilayah pendudukan.

 

Israel dan UEA pada 13 Agustus 2020 menyatakan melakukan normalisasi hubungan diplomatik kedua negara setelah dimediasi oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang ingin membentuk ulang Timur Tengah.

Abbas sendiri menolak untuk berurusan dengan pemerintahan Trump selama lebih dari dua tahun, menuduhnya bias pro-Israel, dan menolak rencana Trump di Timur Tengah, yang diumumkan pada Januari.

"Pertemuan kami berada pada tahap yang sangat berbahaya, di mana tujuan nasional kami menghadapi berbagai plot dan bahaya," kata Abbas pada Kamis (3/9).

"Untuk berdiri bersama di tengah-tengah konfrontasi dan perlawanan rakyat yang damai terhadap pendudukan, saya mengundang Anda ke sini untuk menyetujui pembentukan kepemimpinan nasional," sambungnya.

Berbicara dari kedutaan besar Palestina yang dibentengi di Beirut, Haniyeh juga mengatakan penting untuk memiliki strategi terpadu. "Kita harus berhasil mengakhiri perpecahan dan membangun posisi Palestina yang bersatu," katanya. "Pada tahap ini, kegagalan dilarang."

Setelah Israel-UEA mengumukan menormalisasi hubungan, pejabat senior AS dan Israel mengunjungi Abu Dhabi pada Senin (31/8) dalam perjalanan bersejarah untuk memperkuat kesepakatan UEA.

Penasihat senior Gedung Putih, Jared Kushner mengatakan kepada warga Palestina bahwa mereka harus menerima kesepakatan itu, memulai kembali negosiasi dengan Israel dan tidak terjebak di masa lalu.

KEYWORD :

Uni Emirat Arab Israel Faksi Palestina Negara Teluk Negar Arab Pengkhinat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :