Sabtu, 20/04/2024 16:30 WIB

Petani Kulonprogo Rintis Bawang Merah Ramah Lingkungan di Tengah Pandemi

 Dengan bermodalkan biaya produksi sekitar Rp100 juta per hektare, petani dapat mengantongi keuntungan sekitar Rp125 juta per hektare.

Bawang merah (Foto: Supi/Jurnas.com)

Kulonprogo, Jurnas.com - Gedor Horti atau Gerakan Mendorong Produksi, Meningkatkan Daya Saing dan Ramah Lingkungan Hortikultura merupakan program strategis jangka panjang Direktorat Jenderal Hortikultura.

Gedor Horti dilaksanakan menggunakan pendekatan pengembangan kawasan hortikultura yang berdaya saing. Caranya melalui penggunaan benih bermutu, pendampingan budi daya, pengawalan dan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), penguatan kelembagaan tani, penyiapan sarana pascapanen, dan pembentukan pasar tani/pasar lelang.

Salah satu yang tengah digenjot adalah budidaya bawang merah ramah lingkungan.

Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (5/8) menyatakan dukungannya terhadap upaya produksi bawang merah ramah lingkungan.

“Pasar global menuntut produk hortikultura yang berkualitas dan aman konsumsi. Preferensi konsumen sudah mulai mempertimbangkan bagaimana proses produk dihasilkan. Oleh karena itu budi daya ramah lingkungan menjadi suatu keharusan, " ujar Anton.

Menurut Anton, ini sebagaimana arahan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo yang menuntut sektor pertanian tetap berproduktif di tengah pandemi Covid-19. Hal itu juga berlaku bagi petani bawang merah.

Kulon Progo Siap Kembangkan Bawang Merah Ramah Lingkungan

Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten sentra bawang merah di Provinsi DI Yogyakarta. Beberapa kecamatan sentra bawang merah yaitu Kecamatan Sentolo, Panjatan, Lendah, Wates dan Galur.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulonprogo, Aris Nugroho menyampaikan bahwa tahun 2020 Kabupaten Kulon Progo menargetkan lahan bawang merah seluas 700 hektare.

"Sampai dengan bulan Juni, luas tanam bawang merah sudah mencapai 308 hektar. Pada tahun 2019 produksi bawang merah di Kabupaten Kulon Progo mencapai 6.135 ton dengan luas areal tanam seluas 616 hektare," jelas Aris.

Lebih lanjut Aris mengatakan untuk mendukung program tersebut, selain perluasan, pihaknya juga akan mengintensifkan pembinaan dan pengawasan terhadap proses penanaman bawang merah, termasuk penerapan budidaya bawang merah ramah lingkungan.

Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Lendah Kabupaten Kulon Progo, Sri Hartati  menyampaikan bahwa petani bawang merah di Kecamatan Lendah baru mulai merintis budi daya ramah lingkungan di tahun 2020 ini.

Menurutnya, total luas lahan bawang merah di Kecamatan Lendah ada 20 hektare dan sekitar 20% atau 4 hektar mulai merintis budi daya ramah lingkungan di Desa Bumirejo Kecamatan Lendah Kabupaten Kulon Progo.

"Kelompok tani bawang merah yang baru merintis penerapan budidaya ramah lingkungan adalah Kelompok Tani Setyo Tuhu di Dusun Bonosoro Desa Bumirejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta," pungkas Sri.

Pengendali OPT (POPT) Kabupaten Kulon Progo, Ngadiran Petugas menambahkan, penerapan budi daya bawang merah ramah lingkungan baru dirintis dengan memasang likat kuning dan feromon sex. Untuk monitoring dan menekan populasi hama ulat bawang dipasang perangkap feromon sex sebanyak 20 buah per hektare.

"Termasuk mengaplikasikan pupuk organik pada pemupukan dasar dan menanam tanaman refugia di sekitar lahan untuk meningkatkan jumlah musuh alami, terutama parasitoid dan predator pada pertanaman," jelasnya.

Produktivitas bawang merah Kelompok Tani Setyo Tuhu dapat mencapai 15 ton per hektare. Saat ini, harga bawang merah basah di tingkat petani sekitar Rp15.000 per kg. Dengan bermodalkan biaya produksi sekitar Rp100 juta per hektare, petani dapat mengantongi keuntungan sekitar Rp125 juta per hektare.

KEYWORD :

Petani Kulonprogo Ditjen Hortikultura Bawang Merah Ramah Lingkungan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :