Jum'at, 26/04/2024 07:35 WIB

AS Ancam Sanksi Lebih Banyak Iran

Iran juga mengancam akan mengurangi komitmenya lebih banyak di bawah pakta nuklir kecuali ada solusi dari anggota yang terlibat pada perjanjian 2015.

Direktur Central Intelligence Agency (CIA), Mike Pompeo (Foto: via Financial Tribune)

Washington, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo, mengatakan, Iran akan menghadapi sanksi lebih lanjut sebagai tanggapan atas dugaan pelanggaran batas pengayaan uranium.

"Perluasan program nuklir Iran terbaru akan mengarah pada isolasi dan sanksi lebih lanjut," kata Pompeo di akun Twitter pribadinya.

Sebelumnya, Iran juga mengancam akan mengurangi komitmenya lebih banyak di bawah pakta nuklir kecuali ada solusi dari anggota yang terlibat pada perjanjian 2015.

Di bawah pakta nuklir Iran tak diizinkan merakit bom atom, menerima batas drastis pada program nuklirnya dan tunduk kepada inspeksi Badan Energi Atom Internasional (IAEA) sebagai imbalan atas pencabutan sebagian sanksi internasional yang melumpuhkan negara itu.

Namun penarikan sepihak Presiden AS Donald Trump dari kesepakatan pada 8 Mei 2018 - dan pemulihan sanksi-sanksi- telah mencabut manfaat ekonomi yang diharapkan Iran dan menjerumuskannya ke dalam resesi.

"Negara-negara harus mengembalikan standar lama tidak ada pengayaan untuk program nuklir Iran. Pemerintah Iran, dipersenjatai dengan senjata nuklir, akan menimbulkan bahaya yang lebih besar bagi dunia," kata Pompeo.

Bahkan setelah penarikan AS, para ahli mengatakan Iran masih mematuhi perjanjian.

Namun Teheran, yang telah berupaya menekan anggota pakta yang masih tersisa untuk menyelamatkan kesepakatan itu, mengumumkan pada 8 Mei bahwa Iran tidak akan lagi menghormati batas yang ditetapkan pada uranium yang diperkaya dan timbunan air berat.

Negeri Para Mullah juga akan mengancam meninggalkan lebih banyak komitmen nuklir kecuali mitra yang tersisa - Inggris, China, Prancis, Jerman dan Rusia - membantunya menghindari sanksi, terutama untuk menjual minyaknya.

Juru bicara badan atom Iran, Behrouz Kamalvandi, mengatakan persiapan teknis untuk tingkat pengayaan baru akan selesai dalam beberapa jam dan pengayaan lebih dari 3,67 persen akan dimulai.

"Dan besok (Senin) pagi-pagi sekali, ketika IAEA (pengawas nuklir PBB) mengambil sampel kita akan melampaui 3,67 persen," katanya kepada wartawan di Teheran.

Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengatakan Teheran akan terus mengurangi komitmennya setiap 60 hari kecuali anggota pakta melindunginya dari sanksi AS yang diberlakukan Presiden Trump.

Iran membantah sedang mengejar senjata nuklir, tetapi beberapa anggota pakta nuklir berusaha mencegah hal itu sebagai kemungkinan dengan membatasi pengayaan dan persediaan uranium di Teheran 300kg.

Pada 1 Juli, pengawas Iran dan PBB mengakui Teheran mengumpulkan uranium yang lebih diperkaya lebih rendah daripada batas persediaan yang disepakati di bawah kesepakatan nuklir.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, dalam sebuah posting Twitter, mengatakan semua tindakan Teheran "dapat dibalikkan" jika negara-negara Eropa mendukung komitmen mereka.

"Tiga anggota pakta Uni Eropa tidak memiliki alasan untuk menghindari sikap politik yang kuat untuk mempertahankan JCPOA & melawan unilateralisme AS," tambahnya, merujuk pada kesepakatan nuklir dengan nama resminya, Joint Comprehensive Plan of Action.

KEYWORD :

Kesepakatan Nuklir Uni Eropa Amerika Serikat Iran




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :