Jum'at, 26/04/2024 14:15 WIB

Deteksi Dini Kanker Payudara Dorong Kesembuhan Lebih Cepat

Berdasarkan catatan Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) pimpinan Linda Gumelar, perempuan Indonesia paling banyak yang mengidap kanker payudara

Direktur Rumah Sakit Kanker Dharmais memberikan sambutan dalam acara penandatanganan prasasti bangsal anak dan remaja di RSKD, Jakarta, Kamis (27/06) (foto: Purwanta BS)

Jakarta, Jurnas.com - Kanker payudara merupakan penyakit mematikan, yang umumnya menyasar perempuan. Oleh karenanya, setiap perempuan patut memerhatikan bahwa ada kondisi atau ciri-ciri perempuan tertentu yang bisa lebih berisiko terkena kanker ini.

Berdasarkan catatan Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) pimpinan Linda Gumelar, perempuan Indonesia paling banyak yang mengidap kanker payudara. Namun sekitar 80 persen kasus kanker ini baru ditangani justru ketika sudah berada pada stadium lanjut.

Untuk itu, menurut Direktur Rumah Sakit Kanker Dharmais(RSKD), Prof. Abdul Kadir, deteksi dini kanker payudara pada wanita akan mendorong percepatan tingkat kesembuhan pasien tersebut. Selain itu, Ia menilai deteksi dini juga akan mengurangi biaya yang dikeluarkan selama masa pengobatan.

"Kita mengharapkan angka kesembuhan dari kanker payudara cukup bagus sebenarnya namun demikian tentunya, kalau dia datang dengan stadium lanjut, maka biaya pengobatan yang kita akan keluarkan jauh lebih mahal dibandingkan kalau dia datang dalam kondisi stadium awal. Juga angka kesembuhannya jika datang saat stadium awal jauh lebih baik dibanding datang dengan stadium lanjut," ujar Kadir usai melakukan penandatanganan prasasti bangsal anak dan remaja bersama Yayasan Onkologi Anak Indonesia di Jakarta, Kamis (27/06).

Selama ini, lanjut Kadir, pasien kanker yang berobat ke RSKD kebanyakan ketika dalam kondisi stadium tiga atau empat (lanjut). "Terus terang untuk pasien kanker payudara itu, itu 70 persen mereka datang dengan stadium tiga dan empat. Cuman 30 persen yang datang dengan stadium awal," katanya.

Untuk itu, Kadir menghimbau kepada masyarakat agar mampu memahami gajala-gejala awal dari kanker payudara, sehingga pengobatan dapat dilakukan dengan segera tanpa menunggu hingga masuk ke level stadium lanjut.

"Ketika ada misalnya, ibu-ibu kita atau adek-adek kita mendapatkan benjolan di payudaranya atau mungkin ada perubahan warna dari payudara atau mungkin daerah putingnya itu tertarik ke dalam atau kulit payudaranya berubah menjadi kasar atau mungkin ada cairan yang keluar bercampur darah, maka tolong hati-hati sebaiknya datang ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan lengkap untuk membuktikan bahwa penyakit itu bukan karena payudara," tutur Kadir.

"Seandainya memang kanker payudara maka sedapat mungkin melakukan pengobatan yang lengkap ," tambahnya.

Pria asal Sulawesi Selatan juga mengimbau kepasa masyarakat untuk melakukan pengobatan secara tepat bukan kepada tabib-tabib atau dukun yang dikhawatirkan malah memperparah penyakit kanker payudara tersebut.

"Saya menghimbau kepada masyarakat untuk tidak datang kepada tabib-tabib, dukun-dukun, pengobatan-pengobatan tradisional yang justru akan menghambat pemeriksaan dan pengobatan kanker payudara itu sendiri atau menyebabkan kanker itu semakin berkembang dengan cepat," harapnya.

Kadir menambahkan, 67 persen pasien yang dirawat di RSKD merupakan pasien pengidap kanker payudara. Namun tingkat kesembuhannya lebih banyak dibanding kanker-kanker lainnya.

"Alhamdulillah kanker payudara ini angka survivalnya itu jauh lebih bagus dibandingkan kanker-kanker yang lain karena mereka itu gampang dideteksi, sehingga sampai disini masih dalam stadium-stadium dua atau tiga," tambahnya.

KEYWORD :

Kanker Payudara Abdul Kadir YLKI




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :