Jum'at, 26/04/2024 20:57 WIB

Rusia Kecam Kampanye Anti Iran AS dan Arab Saudi

Ryabkov, mengatakan, peningkatkan pasukan militer AS di kawasan Timur Tengah, dapat memicu konflik.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov. (Foto: PressTV)

Moskow, Jurnas.com - Pemerintah Rusia mengecam Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Teluk Persia karena terlibat dalam kegiatan yang merusak, termasuk tindakan militer, terhadap Iran. Menurutnya, pendekatan itu hanya memperburuk masalah.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, mengatakan peningkatkan pasukan militer AS di kawasan Timur Tengah, terlalu provokatif dan memicu konflik.

Sekutu-sekutu Arab Washington di kawasan Teluk Persia mendukung kebijakan Presiden Donald Trump ihwal Iran, terutama keputusan pasangan Melania itu menarik AS dari perjanjian nuklir internasional tahun lalu.

Setahun setelah keluar dari kesepakatan 2015, AS mengumumkan rencana yang sangat provokatif untuk mengirim bala bantuan militer ke Timur Tengah, termasuk kapal induk dan satuan tugas pembom, mengutip dugaan, ancaman Iran yang tidak ditentukan.

Pengerahan militer - yang dilaporkan terjadi karena lampu hijau Arab Saudi dan rezim-rezim Arab Teluk Persia lainnya - memicu kekhawatiran global bahwa AS mungkin berencana untuk berperang melawan Iran.

Lebih lanjut, Riyabkov mengatakan kebijakan yang diterapka. Washington dan sekutu Arab Teluk Persia terhadap Iran mengenai ekspor minyaknya dan kesepakatan nuklir 2015 tidak bertanggung jawab."

Sebagai bagian dari sanksi terhadap Iran, AS - yang didukung Arab Saudi yang kaya minyak dan Uni Emirat Arab berusaha untuk memotong ekspor minyak Iran menjadi kosong dengan mencegah pelanggan Teheran membeli minyak mentah Iran.

Ryabkov juga mencatat, Moskow mencari solusi politik dan diplomatik untuk masalah Teluk Persia.

Ia merujuk pada tawaran baru-baru ini Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif untuk menandatangani perjanjian non-agresi dengan negara-negara Teluk Persia, mengataka proposal tersebut telah diajukan oleh Rusia.

Di tempat lain, Riyabkov mengatakan prospek JCPOA suram, jika anggota yang tersisa tidak memberikan mekanisme yang untuk mengkompensasi Iran dalam menghadapi sanksi AS.

"Mekanisme semacam itu, di mana Iran dapat menjual tingkat minyaknya yang dapat diterima, akan meningkatkan peluang untuk menyelamatkan perjanjian nuklir," jelasnya.

Ryabkov juga memuji kepatuhan Iran terhadap JCPOA, menekankan bahwa Teheran telah memutuskan untuk mengurangi beberapa komitmennya jika situasi saat ini terus tidak berubah. (PressTV)

KEYWORD :

Rusia Amerika Serikat Timur Tengah Negara Teluk




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :