Sabtu, 27/04/2024 00:23 WIB

Fahri: Pemimpin Otaknya Kosong Diatur Pembisik, Apalagi Kuda Troya

Pilpres 2019 diharapkan dapat menghasilkan seorang pemimpin yang benar-benar memahami soal konsepsi negara. Sebab, Presiden sebagai kepala negara harus memiliki pendirian dan tidak bisa diintervensi.

Wakil Ketua DPr, Fahri Hamzah

Jakarta - Pilpres 2019 diharapkan dapat menghasilkan seorang pemimpin yang benar-benar memahami soal konsepsi negara. Sebab, Presiden sebagai kepala negara harus memiliki pendirian dan tidak bisa diintervensi.

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan, seorang Presiden harus benar-benar memahami apa yang disebut dengan negara. Sehingga, Presiden tidak hanya sekedar alat yang dimanfaatkan oleh orang di sekelilingnya.

"Ini saya ulang berkali-kali, karena ini lah persoalannya. Kita ini tidak boleh hafal ini soal apa itu yang sebut oleh negara, kita boleh baru menghafal apa itu Pancasila, atau konstitusi maupun perdebatan-perdebatan dalam membentuk konstitusi. Apalagi pada level presiden," kata Fahri, ketika dihubungi wartawan, Senin (1/4).

Fahri menegaskan, Presiden tidak boleh baru pemahamannya tentang konsepsi-konsepsi dasar, tidak saja tentang sejarah bangsa Indonesia, tetapi bahkan juga demograsi, geografi dunia, peta geopolitik dan sebagainya.

"Persoalaan ini semestinya sudah harus menjadi pembacaan intelektual yang serius dari awal. Jika ada seorang presiden yang kelihatannya nampak baik, dianggap sabar, sederhana dan sebagainya itu dipilih oleh elite diologarki, karena elite ini yang berbahaya," tegas inisiator Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI) itu.

Karena itu, Fahri sependapat dengan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto saat debat keempat kemarin. Dimana, Prabowo secara berulang-ulang mengingatkan Jokowi soal inner circle atau orang sekelilingnya.

"Karena kalau pemimpin otaknya kosong, semua ini dikerjakan orang, bisikan dan agenda mereka yang membisiki. Lebih-lebih dia adalah kuda troya bagi orang lain, yang dia sebenarnya nggak paham apa-apa," tegasnya.

Fahri mengatakan, jika ada pemimpin yang berani marah, tegas, determinatif dan punya sikap, hal itu jangan dilihat pribadinya emosional. Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa demi membela rakyat, orang itu tidak bisa diintervensi dan tidak bisa sembarang orang penjilat datang.

"Apalagi, kalau orangnya punya background yang tidak minder dengan harta, tidak minder pergaulan internasional, juga pergaulan elite, maka dia punya determinasi untuk mengatakan `bangsa maunya begini, rakyat maunya begini`. Bukan hanya menunggu dari oligarki-oligarki sekitarnya," demikian Fahri.

KEYWORD :

Pilpres 2019 Fahri Hamzah Kuda Troya




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :