Sabtu, 27/04/2024 11:23 WIB

Layanan Pendidikan Desa-Kota Harus Setara

Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Didik Suhardi menekankan kesetaraan dalam memberikan layanan pendidikan

Sekretaris Jenderal Kemdikbud Didik Suhardi (Foto: Harnas)

Jakarta – Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Didik Suhardi menekankan kesetaraan dalam memberikan layanan pendidikan, baik di desa maupun di kota. Hal itu diharapkan dapat menghasilkan kualitas lulusan yang setara.

“Anak-anak di daerah terpencil, di daerah terisolir, dan di daerah terluar layanannya tidak boleh berbeda dengan anak-anak kita yang ada di daerah perkotaan,” kata Didik kepada awak media pada Senin (21/, dalam acara Perayaan Natal Tahun 2018 dan Tahun Baru 2019 di lingkungan Kemendikbud.

“Mereka harus mendapatkan layanan yang setara sehingga tidak ada perbedaan kualitas lulusan anak anak kita di daerah tersebut dengan daerah perkotaan,” tegasnya.

Dalam pernyataannya, Didik juga memberikan tiga resep utama kepada para pegawai Kemdikbud agar selalu semangat dalam bekerja, yakni bekerja yang didasari rasa kebersamaan, melayani, dan berintegritas.

“Semoga pelayanan yang kita lakukan ini menunjukan hasil yang optimal bagi anak didik kita di seluruh tanah air,” ujarnya.

Sementara Inspektur Investigasi Inspektorat Jenderal Kemdikbud Bernard Purba menyampaikan, bekerja dalam kebersamaan dengan semangat gotong royong sangat dibutuhkan dengan didasari semangat untuk melayani dan mengedepankan kejujuran atau integritas.

“Sesungguhnya kita hadir disini bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani, dengan mengedepankan integritas,” ucap Bernard.

Semangat Natal dan Tahun Baru juga disampaikan oleh Romo Antonius Benny Susetyo, Pr. Dia mengatakan, integritas dalam pendidikan menjadi yang utama ketika mendidik insan-insan merdeka yang memiliki kemandirian, cara berpikir, bertindak, dan bernalar.

“Maka pendidikan karakter yang bermutu dapat mendidik anak-anak kita memiliki kejujuran, memiliki budaya satria, dan mampu untuk membangun kemandirian,” terangnya.

Pertanyaan saat ini, lanjut Romo Benny, ialah bagaimana menjadikan manusia memiliki hikmat dan kebijaksanaan dalam konteks saat ini. “Menjadi semangat Natal adalah nyalakan kembali terang, menjadi garam dan teladan. Karena pendidikan pada dasarnya adalah mengajarkan keteladanan,” ucapnya.

Romo Benny pada kesempatan ini juga memberikan pesan bahwa dalam dunia pendidikan harus menjadikan Pancasila sebagai jiwa dan geraknya, karena Pancasila merupakan ideologi bangsa. Menurut dia, ideologi tersebut hanya bisa dibangun dengan kesadaran bagaimana insan-insan pendidikan menyadari tentang keutamaan hidup.

“Maka Pancasila tidak sekedar pedoman, tidak hanya sekedar arah, tetapi menjadi Ideologi kebijakan dalam sistem pendidikan kita, karena disitulah rohnya mencerdaskan kehidupan bangsa dan tanah air kita,” ungkapnya.

“Anda yang bekerja di insan pendidikan hendaknya menyadari integritas, keteladanan, dan pelayanan. Kalau kita memiliki semangat hidup yang optimal. Kalau anda tidak lagi disiplin, kalau anda masih membuang waktu, kalau anda bekerja setengah-setengah berarti anda menghianati terang itu, dan terang itu tidak akan ada gunanya kalau tidak menjadi karakter kita,” pesan Romo Benny

KEYWORD :

Didik Suhardi Layanan Pendidikan Sekjen Kemdikbud




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :