Jum'at, 26/04/2024 14:04 WIB

Presiden Sudan Ungkap Negara Barat Rusak Ekonominya

Bashir menyatakan bahwa pengkhianat, agen dan tentara bayaran merusak institusi negara Sudan.

Presiden Sudan, Omar Al-Bashir (Foto: Minasse Wondimu Hailu/Anadolu Agency)

Sudan - Presiden Sudan, Omar al-Bashir mengatakan, embargo Barat pangkal masalah ekonomi di Sudan. Itu disampaikan setelah beberapa pekan terakhir negara itu diamuk massa karena mahalnya kebutuhan pokok.

Televisi pemerintah Sudan melaporkan bahwa Bashir menyampaikan kepada penduduk di sebuah desa di negara bagian Gezira dekat Khartoum, adanya penyabot dan agen, yang bertujuan menghambat perkembangan dan kemajuan Sudan.

Bashir menyatakan bahwa pengkhianat, agen dan tentara bayaran merusak institusi negara Sudan. "Sudan mengalami kesulitan ekonomi karena embargo Barat," katanya.

Pada Selasa (25/12) waktu setempat, pasukan keamanan Sudan membubarkan protes massa di dekat istana presiden di ibukota Khartoum. Menurut saksi mata, para pengunjuk rasa berbaris dari jalan Al-Qasr ke markas kepresidenan menuntut Presiden Bashir mengundurkan diri.

Dilansir dari Memo, aparat keamanan Sudan membubarkan para demonstran tersebut menggunakan gas air mata. Puluhan lainnya dilaporkan ditangkap. Sementara itu, sejak protes dimulai di beberapa titik di Sudan pekan lalu, setidaknya delapan orang dilaporkan tewas.

Pada Senin (24/12) waktu setempat, Bashir, yang berkuasa sejak 1989, berjanji untuk melakukan reformasi ekonomi di tengah protes jalanan atas kenaikan harga dan kekurangan bahan pokok.

Sebagai negara berpenduduk 40 juta orang, Sudan telah berjuang untuk pulih dari kehilangan tiga perempat dari produksi minyaknya - sumber utama mata uang asing - ketika Sudan Selatan tutup pada tahun 2011.

Amerika Serikat (AS) mulai memberlakukan embargo ekonomi terhadap Sudan pada  1997 karena disebut bersekongkol dengan terorisme tetapi kemudian berjanji mencabutnya kembali pada Januari mendatang.

KEYWORD :

Bahan Bakar Sudan Harga Roti




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :