Sabtu, 27/04/2024 08:44 WIB

Aksi Protes Mahalnya Harga Roti Berujung Ricuh di Sudan

Sejumlah daerah di Sudah sudah memberlakukan kadaan darurat.

Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan menentang Presiden Omar al-Bashir dan pemerintahannya yang memerintah negara itu sejak 1989 (Foto: Al Jazeera)

Sudan -  Aksi unjuk rasa yang membanjiri Sudan memprotes malonjaknya harga bahan roti dan bahan bakar berujung ricuh. Menurut media setempat delapan orang tewas dalam insiden tersebut.

Menurut komisaris kota Gadarif yang berbicara kepada Sudania 24, saluran TV swasta, enam orang tewas dalam demonstrasi di kota itu. Dua orang tewas di negara Sungai Nil.

Sementera itu, seorang anggota parlemen, Mubarak al-Nur, mengatakan pemerintah sudah memberlakukan keadaan darurat di Gadarif karena demonstran kian sulit dikendalin.

"Situasi di Gadarif di luar kendali sekarang," katanya dilansir dari Al Jazeera.

"Protes telah menjadi kacau. Mereka melakukan pembakaran dan penjarahan," tambahnya, mengatakan bahwa para demonstran membakar sebuah gedung partai yang berkuasa.

Keadaan darurat juga diumumkan di Atbara, sekitar 320 kilometer di utara ibu kota Khartoum, setelah para pemrotes melempari kantor-kantor Partai Konferensi Nasional yang berkuasa dengan api.

Protes juga meluap juga hingga beberapa kota lain, termasuk Khartoum dan Port Sudan. Di ibukota, polisi menembakkan gas air mata ke ratusan demonstran.

Ada laporan korban jiwa di antara pengunjuk rasa di Atbara dan Dongola, tetapi ini tidak dapat dikonfirmasikan secara independen. Setidaknya 20 pemrotes juga ditangkap pada Kamis (20/12).

Penduduk mengatakan kepada Al Jazeera bahwa protes dipicu setelah harga roti meningkat dari satu pound Sudan atau sekitar Rp305,12 menjadi tiga pound Sudan atau sekitar Rp38 ribu

Demonstran menyerukan untuk "menggulingkan rezim", sebuah slogan yang umum selama pemberontakan Musim Semi Arab yang melanda kawasan itu pada tahun 2011.

Hatem al-Wassilah, gubernur negara Sungai Nil, mengatakan kepada Sudania 24 TV bahwa pengawasan malam akan diberlakukan di Atbara mulai pukul 6 sore waktu setempat (16:00 GMT) hingga 6 pagi (4:00 GMT).

"Protes dimulai dengan damai dan kemudian berubah menjadi kekerasan dan vandalisme. Kami menyatakan keadaan darurat  dan penutupan sekolah di kota," katanya.

KEYWORD :

Bahan Bakar Sudan Harga Roti




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :