Sabtu, 27/04/2024 00:50 WIB

Kementan Dampingi Importir Bawang Putih Sejak Dini

Karena sekali salah dalam memilih dan membeli benih, akan berdampak gagalnya produksi yang bisa membuat efek traumatis bagi petani.

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Prihasto Setyanto saat memberikan keterangan pers di Jakarta, Selasa (28/8)

Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) bergerak cepat mengantisipasi maraknya peredaran benih bawang putih palsu dan oplosan. Selain menyurati dinas pertanian seluruh Indonesia untuk waspada, Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan juga gencar melakukan sosialisasi dan pendampingan bagi importir yang terkena wajib tanam.

Setelah sebelumnya mengundang 81 importir pemegang RIPH 2017, Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura kembali memanggil perwakilan 15 importir bawang putih pemegang RIPH 2018 untuk diberikan pembekalan teknis budidaya yang meliputi pemilihan benih hingga panen.

"Kami menekankan pada kehati-hatian importir dalam memilih dan membeli benih bawang putih agar tidak terkecoh dengan benih palsu atau oplosan," ujar Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Prihasto Setyanto saat memberikan keterangan pers di Jakarta, Selasa (28/8).

Menurutnya, pendampingan ini sangat bermanfaat untuk mendapatkan benih berkualitas ke depanya. Karena sekali salah dalam memilih dan membeli benih, akan berdampak gagalnya produksi yang bisa membuat efek traumatis bagi petani. Pasalnya saat ini petani sedang giat-giatnya menanam kembali bawang putih setelah puluhan tahun tiarap.

"Benih bawang putih yang direkomendasikan cocok ditanam yaitu varietas lokal lumbu hijau, lumbu kuning, lumbu putih, tawangmangu baru, sangga sembalun dan satu jenis impor asal Taiwan bernama Great Black Leaf (GBL)," jelasnya.

"Selebihnya kami tidak rekomendasikan karena potensi gagal berumbinya sangat besar, terlebih jenis bawang konsumsi impor asal China yang hingga kini merajai pasaran Indonesia," tambahnya.

KEYWORD :

Kementan Hortikultura Prihasto Setyanto bawang putih




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :