Sabtu, 27/04/2024 00:40 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Ini Berpotensi Negatif

Angka defisit pada Februari sebesar Rp1,6 triliun, sehingga total nilai defisit tiga bulan terakhir berjumlah Rp15,1 triliun.

Uang Rupiah

Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2018 berpotensi negatif, akibat neraca perdagangan yang mengalami defisit sejak Desember 2017 hingga Februari 2018.

Demikian diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal. Menurutnya, angka defisit pada Februari sebesar Rp1,6 triliun, sehingga total nilai defisit tiga bulan terakhir berjumlah Rp15,1 triliun.

"Defisit perdagangan selama tiga bulan berturut-turut ini adalah yang pertama kali terjadi sejak 2014. Sebelumnya kita menikmati surplus," kata Faisal, Senin (26/3) di Jakarta.

CORE berpendapat hal itu patut menjadi perhatian serius pemerintah, karena salah satu dampaknya adalah sulitnya mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi pada 2018.

"Net ekspor yang jadi pendorong pertumbuhan ekonomi selama 2017 dengan pertumbuhan 21 persen, berpotensi memberikan sumbangan negatif pada pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tahun ini," kata Faisal menambahkan.

Selain itu, pemerintah perlu memahami bahwa defisit perdagangan juga akan semakin mendorong pelebaran defisit transaksi berjalan (current account deficit).

Menurut Faisal, hal itulah yang menjadi salah satu faktor pendorong pelemahan nilai tukar rupiah, selain faktor eksternal seperti kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat, the Fed.

Sehubungan dengan hal itu, Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers mengatakan bahwa defisit neraca perdagangan pada Februari 2018 tersebut dipicu oleh defisit sektor migas sekitar Rp12 triliun, sementara sektor perdagangan nonmigas surplus sebesar Rp10,3 triliun.

"Defisit selama tiga bulan berturut-turut, ini harus menjadi perhatian kita. Ini tentunya menjadi peringatan buat kita semua, Januari-Februari 2018, defisit sebesar Rp12 triliun," kata Suhariyanto di Jakarta.

Tercatat pada Januari 2018, neraca perdagangan mengalami defisit sebesar Rp10,4 triliun, atau lebih tinggi dari Februari 2018. Diharapkan pada bulan berikutnya neraca perdagangan Indonesia bisa kembali mengantongi surplus.

Dari sisi volume perdagangan, neraca perdagangan mengantongi surplus 32,12 juta ton, yang didorong surplus neraca nonmigas sebesar 32,57 juta ton dan neraca perdagangan migas defisit 0,46 juta ton. (Ant)

KEYWORD :

Ekonomi Perdagangan Ekspor Impor Defisit




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :