Sabtu, 27/04/2024 00:13 WIB

Kementan: Negara Agraris Harus Ditopang Teknologi Canggih

Dua instansi ini juga akan membangun Politeknik Pembangunan Pertanian Serpong yang berorientasi sebagai pusat penyedia dan pusat pengembangan sains dan enjinering yang unggul.

Kementan bersinergi dengan Kemenristekdikti dalam pengembangan Sains Pertanian Modern, Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (1/3)

Tangeran - Kementerian Pertanian (Kementan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, kunci mengembangkan sektor pertanian di negara agraris adalah melalui teknologi. Demikian disampaikan dalam sinergi dengan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dalam pengembangan Sains Pertanian Modern.

"Sederhana saja, kita ini negeri agraris. Untuk mengembangkannya, kita harus mengubah paradigma petani dari tradisional ke modern. Satu kuncinya itu dengan teknologi," kata Amran Sulaiman di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BB-Mektan) Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (1/3).

Selain itu, dua instansi ini juga akan membangun Politeknik Pembanguan Pertanian Serpong yang berorientasi sebagai pusat penyedia dan pusat pengembangan sains dan enjinering yang unggul.

Amran mengatakan, saat ini kawasan Sains dan Enjinering Pertanian Serpong sudah melakukan pembangunan beberapa infrastruktur penunjang. Seperti Gedung Galeri, Penataan lahan dan jalan usaha tani, rumah tanam terkendali, penataan sistem irigasi mikro dan embung untuk mendukung usaha tani pertanian modern.

Selain itu, di kawasan tersebut juga dilakukan pengembangan berbagai teknologi enjinering berupa prototipe alsintan pendidikan usaha tani pertanian modern yang berfungsi untuk komoditi padi, komoditi jagung, komoditi bawang merah dan cabe, komoditi tebu dan kakao.

"Dengan alat produksi itu kita bisa menekan biaya produksi 50 persen. Dan mempercepat untuk tanam. Dan tingkat loses saat ini yang diderita petani padi 10,2 persen bisa kita ambil," kata Amran.

Sementara itu, Menristekdikti M. Natsir menyebutkan, pihaknya akan membantu Kementan dalam mengembangkan kawasan sains dan engineering pertanian. Ia beharap, kawasan tersebut bisa menjadi pusat penelitian dan pengembangan pertanian tercanggih.

"Kalau toh nanti di sini menghasilkan teknologi yang tercanggih di dunia, paling tidak di ASEAN atau Asia. Ini menjadi kerjaan utama," kata Natsir.

Ia menyebutkan, untuk mewujudkan impian tersebut dibutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak, baik itu perguruan tinggi, peneliti dari dalam dan luar negeri.

"Kenapa saya katakan seperti itu karena kedepan peneliti Indonesia punya kompetensi dan mempunyai daya saing tapi tidak berarti mematikan Perguruan Tinggi dalam negeri," ujar Natsir.

KEYWORD :

Kementan Amran Sulaiman Kemenristekdikti




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :