Jum'at, 19/04/2024 17:59 WIB

INTERNASIONAL

Menuju Bangladesh, Warga Rohingnya Berjalan Selama Tiga Hari

Ribuan warga Rohingya angkat kaki dari tanah kelahiran mereka ke Negeri Tak Bertuan, Bangladesh

Keluarga muslim Rohingya mencoba kabur ke Bangladesh (Foto: Investing)

Jakarta - Ribuan warga Rohingya angkat kaki dari tanah kelahiran mereka ke Negeri Tak Bertuan, Bangladesh, menyusul tindakan kekerasan Militer Myanmar yang terus berlangusng hingga pada 25 Agustus.

Kekerasan terbaru menyusul serangan gerilyawan Rohingya di pos polisi di wilayah terpencil, yang memicu pembalasan militer Myanmar. Kelompok pemberontak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan minggu lalu, Arakan Rohingya Salvation Army, mengatakan, mereka bertindak untuk melindungi komunitas Rohingya.

Pemimpin Birma, Aung San Suu Kyi mengatakan, serangan teroris adalah upaya frustasi setelah berusaha menegakkan usaha mereka membangun perdamaian dan harmoni di negara bagian Rakhine. 

Penjaga perbatasan Bangladesh mencoba untuk menjaga Rohingya yang melarikan diri, melihat ribuan warga Rohignya pada Jumat di sawah lumuran lumpur tanpa mengenakan alasan kaki dan beberapa tampak tak mengenakan pakaian tari terbirit-birit ketakutan

Para pengusi anak muda membantu membawa orang tua, beberapa di peregangan sementara, dan anak-anak membawa bayi yang baru lahir. Beberapa, membawa buntalan pakaian, peralatan masak dan panel surya kecil, mengatakan mereka telah berjalan setidaknya tiga hari untuk sampai ke perbatasan.

Sham Shu Hoque, 34, melintasi perbatasan dengan 17 anggota keluarga. Ia mengaku meninggalkan desanya di Ngan Chaung pada 25 Agustus setelah diserang oleh pasukan keamanan Burma yang menembak membabi buta penduduk desa. Ia mengatakan tentara juga menggunakan granat berpeluncur roket, dan helikopter menembakkan semacam alat pembakar.

Lima orang terbunuh di depan rumahnya, katanya. Beruntung keluarganya selamat setelah diminta untuk pergi menjauh. Mereka membutuhkan waktu seminggu untuk sampai di Bangladesh, bersembunyi di desa-desa di sepanjang jalan, katanya.

Sebagian besar dari sekitar 1 juta jiwa Rohingya tinggal di negara bagian Rakhine utara. Mereka menghadapi penganiayaan berat, dengan pemerintah menolak untuk mengakui mereka sebagai minoritas etnis asli yang sah, meninggalkan mereka tanpa kewarganegaraan dan hak-hak dasar

 

KEYWORD :

Rohingya Myanmar Bangladesh




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :