Sabtu, 27/04/2024 10:20 WIB

Indonesia Berkibar di Forum Gastronomi Dunia

Destinasi-destinasi di Indonesia dapat melihat keberhasilan San Sebastian, Ibukota Gastronomi Dunia, dalam mengembangkan pariwisata gastronomi.

Forum Dunia tentang Pariwisata Gastronomi (World Forum on Tourism Gastronomy) yang berlangsung di kota San Sebastian, 7-9 Mei 2017.

San Sebastian - Organisasi Pariwisata Dunia PBB (UNWTO) telah menyelenggarakan Forum Dunia tentang Pariwisata Gastronomi (World Forum on Tourism Gastronomy) yang berlangsung di kota San Sebastian, 7-9 Mei 2017. Dalam forum ini, Indonesia diundang untuk menjadi salah satu pembicara pada sesi Gastronomy Network on Succesful Examples.

Penyelenggaraan Forum yang sudah tiga kali dgelar ini sekaligus merupakan peluncuran inisiatif UNWTO tentang “Pariwisata Gastronomi”. Indonesia memang sudah berpartisipasi sejak Forum ke-2 di Lima, Peru pada 2016, setelah Kementerian Pariwisata RI mempunyai Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Kuliner dan Belanja yang diketuai oleh Ir. Ravita Datau Mesakh, yang juga Ketua Akademi Gastronomi Indonesia (AGI).

Pada forum ke-3 ini, Indonesia menyertakan para pemangku kepentingan. Selain Kementerian Pariwisata RI yang diwakili oleh Ravita Datau Mesakh dan Ahmad Lokot Enda, Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya, juga ada pemangku kepentingan seperti dua dosen Fakultas Kepariwisataan - Universitas Podomoro Jakarta, dari kalangan pelaku industri telah hadir Direktur Good Indonesia Food (GIF) selaku tour operator khusus obyek-obyek destinasi kuliner, dan empat anggota DPRD Kotamadya Surabaya.

Direktur Kegiatan Anggota Afiliasi UNWTO, Yolanda Perdomo menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Delegasi Indonesia (Delri) yang pada Forum ke-3 ini. “Forum yang diselenggarakan UNWTO ini bekerjasama dengan negara-negara anggota dan Basque Culinary Center sebagai bagian dari kegiatan-kegiatan dalam kerangka UNWTO Gastronomy Network tersebut mengambil tema tentang kaitan antara Pariwisata Gastronomi dan Pariwisata Berkelanjutan, sesuai dengan deklarasi PBB yang menetapkan Tahun 2017 sebagai Tahun Internasional Pariwisata Berkelanjutan (International Year of Tourism Sustainability),” ujarnya.

Dalam paparannya, Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Kuliner dan Belanja Kementerian Pariwisata RI, Revita Datau Mesakh antara lain menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia mempunyai target untuk meningkatkan jumlah wisatawan internasional yang berkunjung ke Indonesia, dari 6 juta pertahun pada 2014 menjadi 15 juta pada 2019.  Oleh karena itu segala upaya ditempuh oleh Pemerintah Indonesia, salah satunya dengan menggali kekayaan warisan budaya kuliner sebagai daya tarik destinasi.

“Sesuai dengan saran dan hasil Forum ke-2 di Lima, Peru, Indonesia menggali filosofi gastronomi Indonesia dan melalui serangkaian diskusi dengan para pemangku kepentingan di tanah air, diperoleh data bahwa kekayaan dan keanekaragaman gastronomi Indonesia merupakan kontribusi dari 1340 suku di Indonesia, keaneka ragaman hayati berupa hutan tropis yang luasnya lebih dari 80 juta hektar tempat berkembangnya lebih dari 40 ribu jenis tanaman. Perairan Indonesia yang sangat luas menyimpan  2500 jenis ikan laut dan 2184 jenis ikan tawar yang menjadikan suku-suku di Indonesia dapat berkreasi menciptakan makanan tradisional mereka, tercatat sebanyak 5000 resep,” kata  Revita, seperti dikutip siaran pers KBRI Madrid.

Kemudian, lanjutnya, dari hasil diskusi kalangan pakar, keluarlah konsep gastronomi Indonesia yang disebut dengan Triangle Concept. Yakni filosofi gastronomi berporos pada tiga tungku segitiga, masing-masing Makanan (food), Budaya (culture) dan Sejarah (history). Antara food dan history terhubungkan oleh spices (rempah-rempah); kemudian antara history dengan culture terhubungkan oleh storytelling (hikayat); dan antara culture dengan food  terhubungkan oleh ritual/ceremony (upacara).

Para peserta sangat tertarik dengan filosofi tersebut yang sesuai dengan konsep gastronomi dan keberlanjutan. Para peserta memberikan aplaus ketika digambarkan tentang filosofi menu Rendang yang telah dinyatakan oleh CNN sebagai salah satu makanan daging terlezat di dunia. Rendang memenuhi kriteria gastronomi karena di dalamnya terdapat proses pembuatan yang dinamakan marandang, dan filosofi dari setiap unsurnya seperti daging mencerminkan prosperity (kesejahteraan), rempah-rempah mencerminkan enhancement (peningkatan), santan kelapa untuk integrator dan cabe merah untuk good lesson  (pelajaran baik).

Untuk mendukung pariwisata gastronomi tersebut, Pemerintah Indonesia juga telah mendorong munculnya operator perjalanan yang fokus pada culinary destinations, seperti di Jogja yang menampilkan Royal Dining Tour.  Pada bagian akhir paparannya, Revita juga menyampaikan bahwa UNWTO telah menerima Ubud di Bali sebagai prototype pengembangan pariwisata gastronomi UNWTO sehingga dalam Forum mendatang Indonesia akan melaporkan langkah-langkah yang diambil untuk mengembangkan pariwisata gastronomi di Ubud.  Pemerintah pun juga telah menetapkan 5 destinasi gastronomi yaitu, Ubud; Yogyakarta, Semarang, Solo, dan Bandung. Pihaknya senang karena UNWTO menerima usulan Indonesia untuk mengambil Ubud sebagai prototype pengembangan pariwisata gastronomi UNWTO. 

Kantor Berita Spanyol EFE yang tertarik dengan keberhasilan Indonesia dalam mendorong semua pemangku kepentingan untuk memberikan perhatian terhadap pengembangan pariwisata gastronomi telah secara khusus mewawancarai Ketua Tim Percepatan Pengembangan Destinasi Kuliner dan Belanja Kementerian Pariwisata RI. Kepada Kantor Berita EFE telah disampaikan bahwa memang betul dewasa ini Indonesia sedang gencar-gencarnya mengangkat pariwata gastronomi sebagai daya tarik baru dalam mempromosikan pariwisata Indonesia kepada masyarakat internasional.

Pada acara Jamuan Santap Malam dengan tuan rumah Menteri Pariwisata Argentina, Gustavo Santos, Duta Besar RI di Madrid/Wakil Tetap RI pada UNWTO, Yuli Mumpuni Widarso telah menyampaikan penghargaan kepada Sekjen UNWTO, Taleb Rivai, yang telah berinisiatif menyediakan Forum bagi semua negara anggota untuk saling bertukar pengalaman dan membangun kerjasama. KBRI Madrid sangat mendukung langkah UNWTO tersebut dan akan terus mendorong semua pemangku kepentingan pariwisata di Indonesia untuk memanfaatkan program-program yang tersedia di UNWTO.

KBRI Madrid  mengharapkan semua pihak di Indonesia, terutama Pemerintah Propinsi, Kabupaten dan Kota yang merupakan pemilik destinasi, untuk memanfaatkan program-program yang tersedia di UNWTO untuk meningkatkan kapasitas para pengambil kebijakan maupun pelaku industri karena UNWTO merupakan organisasi dunia yang mempunyai kapasitas untuk mengembangkan strategi peningkatan daya tarik destinasi,” kata Duta Besar RI di Madrid/Wakil Tetap RI pada UNWTO, Yuli Mumpuni Widarso.

Menurutnya, destinasi-destinasi di Indonesia dapat melihat keberhasilan San Sebastian, Ibukota Gastronomi Dunia, dalam mengembangkan pariwisata gastronomi. Sehingga dewasa ini kota tersebut sangat mengandalkan perekonomiannya dari sektor pariwisata yang bertumpu pada kekuatan gastronominya.

Bagi San Sebastian, pariwisata gastronomi merupakan potensi yang sangat nyata dan Pemerintah Spanyol telah memprioritaskan pariwisata gastronomi dalam strategi promosi pariwisatanya. Khusus untuk San Sebastian, strategi tersebut sangat tepat karena memang sangat cocok dengan alam pedesaan yang menyediakan banyak bahan makanan hasil pertanian yang masih segar untuk diolah dan disantap.

Pada 2015, tercatat 8,4 juta wisatawan internasional yang berkunjung ke Spanyol (12.3% dari total wisatawan internasional yang berkunjung ke Spanyol) memilih kegiatan pariwisata gastronomi. Potensi tersebut masih dapat terus dikembangkan dengan inovasi dan kreativitas para pakar dan chefs, seperti yang dikembangkan di Basque Culinary Center, yang sekarang telah menjadi center of gastronomy excellence di Spanyol.

KEYWORD :

Gastronomi Indonesia Gastronomi dunia KBRI Madrid




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :