Presiden Filipina, Rodrigo Duterte
Jakarta - Kebijakan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte terkait perang narkoba, ditentang ribuan orang yang berunjuk rasa di jalanan Kota Manila. Aksi yang tepatnya di Markas Kepolisian Nasional Filipina itu, mengganggap kebijakan pemerintah brutal dan terpolarisasi.
Aksi di markas kepolisian itu, juga tempat ditahannya Senator Leila de Lima yang mengkritik keras Duterte. Mantan Presiden Filipina, Benigno Aquino juga terlihat bergabung dalam kerumunan pengunjuk rasa.Bagi para mendemo, kebijakan itu dikhawatirkan memicu terulangnya pemerintahan otoriter yang pernah terjadi di masa kepemimpinan diktaktor Ferdinand Marcos. "Kami menyikapi masalah ini dengan serius. Kami memperingatkan warga FIlipina terhadap ancaman meningkatnya fasisme," ujar pemimpin protes, Bonifacio Ilagan dilansir AFP.Menurut Ilagan, dikhawatirkan kampanye narkoba Duterte memicu budaya impunitas bagi aparat keamanan dan pemerintah. Apalagi, Duterte telah membebaskan hukuman bagi polisi yang membunuh setiap penjahat dan kriminal narkoba. Kisaran 2 ribu terduga pengedar narkoba tewas di tangan polisi tanpa melalui proses hukum yang jelas.Tolak Narkoba Rodrigo Duterte Filipina