Sabtu, 27/04/2024 04:15 WIB

Taiwan Pastikan Vaksin BioNTech akan Tersedia Lebih Cepat

Kesepakatan senilai hingga 350 juta dolar AS untuk 10 juta dosis vaksin akhirnya berhasil ditandatangani pada bulan lalu, yang akan disumbangkan kepada pemerintah untuk didistribusikan.

Seorang apoteker memegang botol berisi vaksin virus corona Pfizer-BioNTech (COVID-19) pada hari pembukaan pusat vaksinasi di Festhalle di Frankfurt, Jerman, Jerman 19 Januari 2021. (Foto: Die Welt)

Taipei, Jurnas.com - Pemerintah Taiwan mengatakan, vaksin COVID-19 BioNTech SE akan tersedia lebih awal dari yang perkirakan dan berusaha untuk mendapatkannya dalam persaingan dengan negara lain.

Reuters melaporkan pada Rabu (25/8), Taiwan bisa mendapatkan pengiriman pertama dari vaksin buatan Jerman satu bulan lebih cepat dari jadwal karena penundaan persetujuan peraturan dari suntikan untuk digunakan di daratan China membuat surplus tersedia untuk pulau itu.

Sebelumnya, Taiwan menuding China memblokir kesepakatan awal yang dibuat oleh negara itu bersama dengan Pfizer. Namun, Beijing membantah tuduhan tersebut. Pemerintah Taiwan kemudian mengizinkan raksasa teknologi Foxconn, pendiri miliarder Terry Gou, dan TSMC bernegosiasi atas namanya untuk kerja sama vaksin.

Kesepakatan senilai hingga 350 juta dolar AS untuk 10 juta dosis vaksin akhirnya berhasil ditandatangani pada bulan lalu, yang akan disumbangkan kepada pemerintah untuk didistribusikan.

Dalam sebuah pernyataan pada Rabu malam, Pusat Komando Epidemi Pusat Taiwan mengatakan telah diberitahu oleh TSMC bahwa dosis tambahan vaksin yang dibuat untuk agen penjualan China BioNTech Shanghai Fosun Pharmaceutical Group Co Ltd akan meninggalkan pabrik pada bagian kedua Agustus.

"Vaksin batch ini lebih awal dari batch pertama pasokan yang dijadwalkan oleh unit donor. Banyak negara secara aktif berusaha untuk mendapatkannya. Jika Taiwan tidak mengupayakannya, batch vaksin ini dapat dikirim ke negara lain."

Vaksin itu awalnya dimaksudkan untuk tempat lain dan memiliki nama Fosun dalam bahasa China, dan meskipun ini bukan tujuan awal Taiwan, itu dapat diterima. "Selama kualitas vaksin terjamin, cara pelabelan bisa diberikan keleluasaan, sehingga pemerintah bisa menerimanya," ujarnya TSMC.

Kepala Eksekutif BioNTech, Ugur Sahin mengatakan pada April bahwa diberharapkan vaksinnya akan mendapat persetujuan dari otoritas China paling lambat Juni, namun hingga kini belum mendapat persetujuan. Vaksin ini baru disetujui di Hong Kong dan Makau yang dikelola China.

KEYWORD :

Taiwan Vaksin BioNTech China




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :