Senin, 29/04/2024 10:46 WIB

Situasi Politik Kekinian Ingatkan Indonesia Pada Fase Perang Dingin

Penyebabnya, kata dia, Jokowi terlihat mesra dengan kekuatan faksi negara-negara utara yang meliputi China, Taiwan dan Korea.
 
 

Jakarta - Situasi politik dalam negeri tengah menghangat yang ditandai demo besar-besaran di depan Istana Negara pada tanggal 4 November lalu. Saat itu, ratusan ribu demonstran mengepung Istana Negara.

Pasca aksi demonstrasi, ketegangan politik di Indonesia tidak kunjung surut. Ketegangan berkembang disertai beragam isu memicu naiknya eskalasi politik. 

Direktur Intras Syaiful Haq mengatakan situasi politik kekinian mengingatkan Indonesia pada fase perang dunia. 

"Ini juga mengigatkan momen perang dingin yang membuat presiden Soekarno jatuh. Konteks ini semakin membuat kondisi ini semakin rumit. Siapapun bisa bermain dalam kondisi ini," ujar Syaiful saat diskusi "Membaca Tanda Sejarah, Menjaga Indonesia Bhineka," di Cikini, Jakarta, Rabu (16/11/2016).

Syaiful mengatakan perang dingin yang dimotori Amerika versus Uni Soviet (Rusia) mengalirkan konflik bagi Indonesia. Pasalnya, fusi politik internasional pemerintahan Soekarno waktu itu dinilai lebih berfusi kepada Uni Soviet. 

Syaiful menyampaikan kondisi saat ini di Indonesia mengalami gejala yang sama. Penyebabnya, kata dia, Jokowi terlihat mesra dengan kekuatan faksi negara-negara utara yang meliputi China, Taiwan dan Korea.

Syaiful meyakini ada kekuatan Amerika yang mendorong gelombang tekanan politik terhadap pemerintahan Jokowi saat ini.

"Ini kemudian tentu membuat Amerika kehilangan pengaruh kuat di pasifik," tandasnya.

 

KEYWORD :

Aksi 4 November Direktur Intras Syaiful Haq




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :