Minggu, 28/04/2024 23:32 WIB

Isu Pergantian Panglima TNI Picu Opini Kudeta Jokowi

Tujuannya, menciptakan pemicu rusaknya komunikasi antara presiden Jokowi dengan TNI.

Jakarta - Direktur Intras Syaiful Haq mengatakan isu pergantian panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo merupakan pemantik awal untuk penggiringan opini kudeta pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Tujuannya, menciptakan pemicu rusaknya komunikasi antara presiden Jokowi dengan TNI.

"Ada yang mengaitkan dengan isu pergantian TNI. Walau bagaimanapun beberapa kejadian sebelum tahun 1965 (kudeta terhadap pemerintahan Soekarno), dan peristiwa 98 (runtuhnya rezim Soeharto), TNI tidak sepenuhnya terlepas dari persoalan itu. Karna, satu-satunya kekuatan yang mampu mengintervensi demokrasi adalah kekuatan angkatan bersenjata," ujar Syaiful saat diskusi "Membaca Tanda Sejarah, Menjaga Indonesia Bhineka," di Cikini, Jakarta, Rabu (16/11/2016). 

Syaiful mengungkapkan sejarah keterlibatan TNI terhadap perubahan rezim di Indonesia terulang saat era presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). 

"Di jaman Gus Dur, meriam dan tank tentara mengarah ke istana, dan presiden Gus Dur lengser. Tidak akan pernah terjadi kudeta tanpa persetujuan angkatan bersenjata. Karena disitulah kemudian posisi apakah kudeta berhasil apa tidak," ungkapnya.  

Merebaknya isu pergantian Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang sempat merebak seolah memiliki alasan rasional. Beruntung, kata dia, presiden Jokowi langsung mengklarifikasi bahwa berita tersebut tidak benar.

"Dalam konteks terkini isu pergantian panglima TNI menurut saya tidak sepenuhnya benar. Indikasi bahwa sebenarnya Jokowi, situasi abnormal itu ketika mengangkat panglima TNI dari Angkatan Darat dua kali. Seharusnya setelah AD (Panglima TNI Jenderal Muldoko, sebelum Gatot Nurmantyo), dia masuk ke Angkatan Udara (AU) kemudian Angkatan Laut (AU). Harusnya dia berpindah ke KSAL," ucapnya.

KEYWORD :

Upaya Kudeta Jokowi Direktur Intras Syaiful Haq




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :