Rabu, 15/05/2024 19:42 WIB

Film Jangan Sendirian Optimistis Mampu Tarik Minat Penonton ASEAN

Film Jangan Sendirian juga tidak menggunakan hantu pada umumnya.

Ilustrasi gedung film.

JAKARTA, Jurnas.com – Film bergenre horor “Jangan Sendirian” optimistis mampu menarik para penonton tidak hanya di Indonsia, tetapi juga penonton di negara-negara ASEAN.

Memasuki era milenial 2016 sampai saat ini, beberapa film horor Indonesia kembali semarak, bahkan ada satu jenis film horor nasional yang dapat menyedot jumlah penonton menembus lebih diangka 3 juta orang.

Semarak film bergenre horor tersebut dapat diterima, karena menyuguhkan cerita yang baru, tanpa embel-embel perempuan seksi ataupun komedi yang tak lucu, bahkan suasana mistis dan kengerian ada pada karakter dan alur cerita yang disajikan.

“Film Jangan Sendirian juga tidak menggunakan hantu pada umumnya. Film ini menggunakan jump scare bukan pada sosok hantunya. Justru, kengerian yang disajikan film-film ini terletak pada kekuatan karakter dan story telling yang dibangun,” kata Produser Film Agung Setray melalui keterangan tertulis yang diterima jurnas.com di Jakarta, Minggu (11/4/2021).

Penggabungan unsur thriller dan suspense yang membuat suasana mencekam adalah hal baru dalam jagat perfilman Indonesia, khususnya film horor. Diferensiasi inilah yang menjadikan film Jangan Sendirian mendapat aplaus yang cukup baik bagi penonton tanah air di awal pemutaran perdananya.

Selain di tanah air, Film Jangan Sendirian besutan Sutradara X Jo juga mulai diputar di bioskop-bioskop negeri Jiran sejak 8 April ini, menyusul selanjutnya akan tayang di Singapura, Kamboja dan Vietnam.

Sepertinya produser Jangan Sendirian melihat celah bisnis yang terbuka lebar, selepas dibukanya kembali bioskop-bioskop baik di tanah air maupun di negara tetangga.

Witjaksono sebagai salah satu Executive Produser menuturkan, “Ada beberapa alasan kita harus optimis perfilman nasional dapat diterima di Negara-negara ASEAN khususnya Malaysia, Singapura, Brunei, Kambo, dan Vietnam antara lain karena faktor bahasa yang serumpun, soundtrack music yang mengena, sense of humor gaya melayu yang juga sama”.

Tak dapat dipungkiri, berdasarkan kenyataannya alasan utama film nasional selama ini sejatinya sudah di terima oleh masyarakat ASEAN. Kesamaan bahasa yang masih serumpun, membuat lebih mudah untuk dimengerti, alhasil tidak perlu lagi kesulitan untuk menerjemahkannya.

Selain itu soundtrack musik film Indonesia yang juga mengena. Bukan lagi sebuah rahasia kalau lagu-lagu Indonesia dan band-band nasional memang terkenal di negeri tetangga, sehingga turut mempengaruhi diterima atau tidaknya film Indonesia di negara ASEAN tersebut.

“Tentunya keadaan ini juga menambah keyakinan kami, Film Jangan sendirian akan diterima baik oleh penonton di negara ASEAN lainnya, dimana saat ini generasi milenial dan juga sentenial yang memiliki persepsi berbeda dalam menilai sosok hantu yang ditampilkan dalam sebuah alurcerita, dan di film Jangan Sendirian menjawab kebutuhan tersebut bahwa film Horor tidak selamanya berkutat pada unsur-unsur klenik,” katanya.

KEYWORD :

film jangan sendirian horor




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :