Jum'at, 26/04/2024 20:07 WIB

Dwi Andreas: Biarlah Petani Menikmati Harga Yang Bagus

Dwi meminta masyarakat agar sesekali menikmati kondisi harga mahal demi memperjuangkan nasib petani yang lebih baik.

Cabai besar. (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Pengamat pangan IPB sekaligus Ketua Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI), Dwi Andreas Santoso mengatakan bahwa kenaikan harga cabai jelang bulan puasa 2021 merupakan berkah tahunan bagi para petani cabai di seluruh Indonesia.

Menurutnya, berkah ini seharusnya dijadikan momentum untuk membangkitkan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi petani.

"Ini siklus musiman, dalam arti bulan Januari sampai Februari harga cabai akan selalu tinggi. Jadi biarkah petani menikmati hasilnya sendiri," ujar Dwi Andreas dalam program Indonesia Forum Bisnis TvOne, Rabu, 7 April 2021.

Siklus musiman ini, kata Dwi terjadi juga sejak 7 tahun lalu, di mana harga saat itu mencapai 80 persen. Namun disisi lain, petani menerima harga tinggi pula, yakni sebesar 60 hingga 70 persen. Jadi, belajar dari pengalaman dulu, Dwi meminta masyarakat agar sesekali menikmati kondisi harga mahal demi memperjuangkan nasib petani yang lebih baik.

"Dulu kami juga pernah melakukan kajian pada bulan bulan yang sama dan harga yang diterima petani juga relatif tinggi. bahkan di beberapa tempat ketika harga cabai naik diatas 80 harga yang diterima petani bisa sampai 60-70. Jadi ya sudahlah. Sesekali konsumen membeli cabai dengan harga ya tinggi lah supaya membantu petani," katanya.

Meski begitu, Dwi mengatakan bahwa dalam waktu dekat kondisi harga cabai perlahan tapi pasti akan berangsur turun. Apalagi, kenaikan yang terjadi selama ini selalu disebabkan oleh cuaca ekstrem seperti curah hujan yang sangat tinggi.

"Sebenarnya tidak ada kaitannya dengan ramadhan atau lebaran. Kenaikan ini hanya siklus musiman biasa akibat cuaca ekstrim. Dan kalau kita perhatikan saat ini nampaknya mulai kembali normal," tutupnya.

Mengenai hal ini, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Agung Hendriadi mengatakan bahwa pemerintah sudah melakukan analisis dan berbagai perhitungan untuk menjaga stabilitas harga komoditas utama, baik dari sisi produsen maupun konsumen.

Perhitungan yang dimaksud, kata Agung adalah dengan melakukan intervensi pemerintah disaat kondisi harga mulai tidak stabil. Salah satunya dengan memobilisasi daging dari sentra produksi sampai ke pasar.

"Begitu juga dengan komoditas cabai yang naik karena faktor cuaca. Kami intervensi sehingga masyarakat bisa membelinya dengan harga yang murah. Dan kami pastikan dalam waktu dekat ini harga cabai akan turun," katanya.

Di samping itu, pemerintah secara rutin memonitoring situasi dan pergerakan harga di lapangan yang dilakukan selama 2 minggu sekali. Hasil monitoring ini selanjutnya dicocokkan dengan data yang dimiliki Badan Pusat Statistik (BPS).

"Oleh karena itu segala macam upaya kita lakukan. secara continue kita melakukan pertemuan rutin dan melakukan intervensi antar lembaga pemerintah, sehingga kenaikan yang terjadi tidak lebih dari 10 persen," tutupnya.

KEYWORD :

Kementan Cabai Naik Cuaca Dwi Andreas




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :