Rabu, 15/05/2024 16:40 WIB

Menristek Sebut Indonesia Butuh Rumah Tahan Bencana

Bambang PS Brodjonegoro mendorong pengembangan konstruksi rumah tahan bencana.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Inovasi Riset Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro meninjau PT Terryham Proplas Indonesia yang memproduksi rumah tahan gempa berbahan UPVC (Foto: Muti/Jurnas.com)

Kendal, Jurnas.com - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mendorong pengembangan konstruksi rumah tahan bencana.

Pasalnya, Indonesia merupakan kawasan yang rentan bencana alam, karena dikelilingi oleh Cincin Api Pasifik, dan tiga tumbukan lempengan benua.

Karenanya dibutuhkan konstruksi rumah yang mampu meminimalisasi dampak dan kerugian yang ditimbulkan oleh bencana alam.

"Artinya karena bencana tidak bisa kita prediksi, maka harus ada kemampuan untuk melakukan tanggap darurat bencana, dan merelokasi warga terdampak bencana," kata Menristek saat berkunjung ke PT Terryham Proplas Indonesia (TPI), Kendal, Jawa Tengah pada Kamis (26/11).

PT TPI sendiri telah mengembangkan dan memproduksi rumah tahan gempa berbahan UPVC (unplasticized poly vynil chloride) sebagai pengganti kayu untuk pembuatan tembok, pintu, maupun kusen.

Dengan menggunakan tiang dan atap baja ringan, rumah tahan gempa ini juga diklaim tahan panas hingga 220 derajat celcius.

"Rumah tahan gempa UPVC ini termasuk teknologi tepat guna. Dari segi teknologinya tidak masalah. Lebih mudah diakses. Tidak terlalu sulit. Apalagi PT Terryham Proplas memberikan pelatihan bagi siapapun yang ingin menggunakan teknologi ini," terang Menteri Bambang.

Menurut Bambang, inovasi rumah tahan gempa ini menjawab beberapa masalah di Indonesia, di antaranya program pemerintah menyediakan satu juta rumah.

"Teknologi penyediaan rumah dengan bahan UPVC ini bisa mempercepat penyediaan rumah," jelas Menristek.

Kemudian, Menristek menyebut rumah tahan gempa UPVC dapat digunakan sebagai rumah darurat pasca bencana, karena bisa dibangun dalam waktu empat hari.

"Dengan keberadaan teknologi UPVC ini, harapannya kurang dari seminggu warga terdampak bencana bisa tinggal di rumah darurat UPVC," tutup dia.

KEYWORD :

Rumah Tahan Bencana Menristek Bambang Brodjonegoro




JURNAS VIDEO :



PILIHAN REDAKSI :