Jum'at, 26/04/2024 13:02 WIB

Kegigihan Diana Tempuh 72 Km per Hari demi Siswa Disabilitas

Sambil melawan kantuk dan hawa dingin yang mencengkram, dia menunggu transportasi umum yang akan membawanya sejauh 72 kilometer ke arah selatan Kota Garut, Jawa Barat

Diana Shanty (Foto: Muti/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Setiap hari pukul 4.30 dini hari, Diana sudah berdiri di tepi jalan. Sambil melawan kantuk dan hawa dingin yang mencengkram, dia menunggu transportasi umum yang akan membawanya sejauh 72 kilometer ke arah selatan Kota Garut, Jawa Barat.

Diana Shanty, nama lengkapnya. Sepagi itu, perempuan berusia 23 tahun yang berprofesi sebagai guru honorer tersebut harus berpacu dengan waktu agar tiba di Sekolah Luar Biasa Swasta (SLBS) Putra Hanjuang tepat waktu.

"Jaraknya dari rumah itu sekitar 3,5-4 jam. Saya tinggal di Garut kota, sedangkan sekolahnya di pedesaan," kata Diana kepada Jurnas.com pada Rabu (25/11) di Jakarta.

Di SLBS Putra Hanjuang, Diana mengajar peserta didik dari kalangan tunagrahita. Untuk diketahui, tunagrahita merupakan kondisi dengan kecerdasan di bawah rata-rata.

Tidak banyak guru yang mengajar di sekolah tersebut menurut penuturan Diana. Sejak dirintis pada 2011 dan mendapatkan izin operasional pada 2013, SLBS Putra Hanjuang hingga kini hanya memiliki tujuh orang guru.

Karenanya, Diana di sekolah tersebut tidak hanya bertugas sebagai guru, melainkan juga melakoni berbagai pekerjaan operasional lainnya.

"Saya juga (merangkap) sebagai operator sekolah di mana memang dibutuhkan managemen waktu sebagai guru dan operator sekolah," tutur Diana.

Memang, menjadi seorang guru honorer di sebuah SLB swasta pinggiran dipilih Diana bukan tanpa alasan. Alumnus program studi pendidikan luar biasa (PLB) Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung ini menganggap profesinya sebagai pengabdian bentuk untuk generasi penerus bangsa.

Dan bagi Diana, hidup bukan hanya soal mengejar materi dan kepuasan duniawi, melainkan juga bermanfaat bagi orang lain.

"Apalagi ini istilahnya kita memberikan layanan pendidikan kepada mereka anak-anak yang istimewa," kata dia.

Mendapatkan Apresiasi Kemdikbud

Pada Senin (23/11) lalu, Diana mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dalam kegiatan `Apresiasi Guru dan Kepala Sekolah Dedikatif, Inovatif, dan Inspiratif, Pendidikan Menengah (Dikmen) dan Pendidikan Khusus (Diksus) Tahun 2020`.

Diana mendapatkan titel terbaik pertama untuk kategori `Guru Dedikatif dan Inovatif tingkat pendidikan khusus`, atas inovasinya menciptakan modul digital sebagai media pembelajaran di masa pandemi Covid-19.

Dan modul digital tersebut, lanjut Diana, dapat digunakan oleh peserta didik baik secara dalam jaringan (daring) maupun luar jaringan (luring), mengingat fasilitas internet di pedesaan masih sangat terbatas.

"Kalau luring kita visit (berkunjung, Red) kepada anak-anak, kalau daring bagi peserta didik yang orang tuanya mempunyai fasilitas internet," terang Diana.

KEYWORD :

HGN 2020 Diana Shanty Guru Honorer Kota Garut




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :