Sabtu, 27/04/2024 02:50 WIB

Masyarakat Diminta Waspadai Tumbuhnya Bibit Radikalisme di Indonesia

Ananta Wahana meminta masyarakat mewaspadai munculnya bibit-bibit radikalisme di Indonesia.

Ananta saat Sosialisasi 4 Pilar MPR RI, Pancasila, UUD NKRI 1945, Bhineka Tunggal Ika, di Kota Tangerang, Rabu (18/11).

Tangerang, Jurnas.com - Ancaman radikalisme masih menjadi kekhawatiran bagi pemerintah lantaran masih menjadi hantu bagi masyarakat. Untuk itu, Anggota MPR RI, Ananta Wahana meminta masyarakat mewaspadai munculnya bibit-bibit radikalisme di Indonesia.

"Apabila bibit bibit itu terus berkembang, maka bukan tak mungkin hal tersebut bisa menyebabkan terjadinya perpecahan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," kata Ananta saat Sosialisasi 4 Pilar MPR RI, Pancasila, UUD NKRI 1945, Bhineka Tunggal Ika, di Kota Tangerang, Rabu (18/11).

Ananta melanjutkan, berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme pada tahun 2018, terdapat 7 kampus yang terpapar ekstrimisme agama. Bahkan, lebih parah lagi ditahun yang sama, survei Alvara mengungkapkan, terdapat 19,4 persen PNS yang tidak setuju adanya Pancasila.

“Dari Informasi yang saya terima saat ini telah muncul bibit radikalisme,termasuk di kalangan kampus dan PNS. Ini tentunya membahayakan bagi keberadaan  Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujarnya.

Menurut Ananta, salah satu kunci dalam menjaga dan merawat agar NKRI tetap berdiri yakni dengan menjunjung tinggi sikap toleransi dan pluralisme yang baik sehingga kebhinekaan tetap terjaga.

“Sikap toleransi dan pluralisme yang baik harus kita miliki jika ingin negara yang kita cintai ini tidak terpecah belah. Terlebih kita tidak bisa memilih dari rahim siapa kita dilahirkan,” ujar Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.

Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan ini menjelaskan, MPR sebagai rumah kebangsaan harus menjembatani berbagai arus perubahan, pemikiran, dan beragam aspirasi rakyat.

Di dalam rumah kebangsaan, segala perbedaan pendapat didengarkan dan dihormati, sehingga, pada akhirnya disatukan melalui musyawarah mufakat.

"Dengan konsepsi ini, MPR mendorong perubahan paradigma dan perspektif dalam memaknai kemajemukan. Keberagaman tidak boleh menjadi alasan terjadinya perpecahan, melainkan kekayaan yang menyatukan," ujar Ananta.

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Tangerang, Gatot Wibowo mengatakan, kegiatan Sosialisasi 4 Pilar ini sangat penting dalam rangka semakin memasyarakatkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Apalagi, lanjut Gatot, Kota Tangerang merupakan wilayah yang heterogen.

“Kota Tangerang sangat Heterogen dimana di dalamnya ada beberapa etnis yang cukup besar seperti Betawi, Sunda dan Tionghoa (Cina Benteng). Namun saya bersyukur bahwa di Kota Tangerang ini masih relatif kondusif terkait munculnya bibit-bibit perpecahan,” kata dia.

Gatot berharap lewat kegiatan Sosialisasi 4 Pilar ini, masyarakat semakin menjadikan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai pedoman dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

“Sudah seharusnya nilai-nilai luhur Pancasila dipraktekan sebagai prinsip dasar dan penuntun  sikap, perilaku, dan pemikiran tiap-tiap masyarakat Indonesia,” ujar dia.

KEYWORD :

Ananta Winata Paham Radikalisme




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :