Jum'at, 26/04/2024 20:28 WIB

Pemerintah Dinilai Pertaruhkan Nyawa Generasi Bangsa Jika Buka Sekolah Saat Pandemi

Dengan membuka lagi sekolah ditengah merebaknya Pandemi Covid-19, Apakah pemerintah ingin mempertaruhkan nyawa generasi muda.

Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS, Netty Prasetiyani

Jakarta, Jurnas.com - Wakil Ketua Fraksi PKS di DPR RI, Netty Prasetiyani Heryawan menilai rencana pembukaan sekolah di tengah pandemi Covid-19 sangat berbahaya dan tergesa-gesa.

Pasalnya, jika kebijakan itu tetap dipaksakan tentu akan menjadi pertaruhan besar bagi keselamatan generasi penerus bangsa di masa depan.

"Pembukaan sekolah di saat pandemi sama saja dengan mempertaruhkan nyawa generasi penerus bangsa. Kita tahu, hingga kini transmisi Covid-19 belum terkendali, kasus baru masih terus terjadi, dan kurvanya juga masih belum melandai. Saya keberatan jika anak-anak seperti dijadikan kelinci percobaan untuk menguji kebijakan pemerintah," kata Netty, melalui keterangannya, Minggu (31/05/2020).

Untuk itu, Netty meminta kebijakan tersebut ditunda terlebih dahulu sampai angka penyebaran Covid-19 benar-benar bisa dikendalikan

"Atas nama kecintaan, kepedulian dan keberpihakan terhadap masa depan generasi bangsa, saya minta tunda kebijakan ini," katanya.

Kekhawatiran Ketua Tim Covid-19 F-PKS DPR RI ini bukan tanpa alasan. Mengingat penularan Covid-19 kepada anak-anak Indonesia tergolong cukup tinggi. 

Hal tersebut sebagaimana rilis resmi yang disampaikan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada 18 Mei 2020, bahwa tak kurang dari 584 anak dinyatakan positif mengidap Covid-19 dan 14 anak di antaranya meninggal dunia. 

Sementara itu, jumlah anak yang meninggal dunia dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 berjumlah 129 orang dari 3.324 anak PDP tersebut. 

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak juga menyampaikan bahwa hingga 28 Mei 2020, total anak-anak yang terpapar COVID-19 mencapai 5 persen dari total kasus yang dilaporkan ke pemerintah.

"Kasus kematian anak Indonesia karena Covid-19 paling tinggi se-Asia. Jika tidak menyiapkan seluruh faktor pendukungnya, maka sekolah dapat menjadi mata rantai baru penularan Covid-19," khawatirnya.

Netty juga mengajak semua pihak untuk bersama-sama memikirkan nasib generasi bangsa dalam memperoleh ilmu melalui dunia pendidikan.

"Kita perlu pikirkan bagaimana cara anak berangkat ke sekolah, bagaimana anak berinteraksi dengan sesamanya dan para guru, bagaimana faktor kebersihan sarana dan prasarana sekolah, bagaimana mengatur rasio jumlah siswa per kelas," ujar Netty.

KEYWORD :

Netty Prasetiyani Pembukaan Sekolah Covid-19




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :