Newmont merupakan perusahaan tambang emas dan tembaga Batu Hijau di Nusa Tenggara Barat (NTB). Namun hingga kini Newmont belum memiliki smelter yang mumpuni (Foto:liputan6)
Jakarta - Setelah mencaplok perusahaan pertambangan PT Newmont Nusa Tenggara sebesar 82,2 persen, Emiten minyak dan gas PT Medco Energi Internasional Tbk bersama konsorsium Amman Mineral Internasional berencana membangun smelter (pabrik pengolahan dan pemurnian) berkapasitas 500 ribu ton.
Newmont merupakan perusahaan tambang emas dan tembaga Batu Hijau di Nusa Tenggara Barat (NTB). Namun hingga kini Newmont belum memiliki smelter yang mumpuni.
Medco yang dikenal sebagai perusahaan Arifin Panigoro sendiri siap mengeluarkan modal membangun smelter tembaga mencapai USD 500 juta. Untuk mendapatkan dana segar itu, perseroan yang dikenal sebagai milik Arifin Panigoro ini berencana mengambil pinjaman perbankan.
"Kapasitas smelter yang akan kita bangun mencapai 500 ribu ton dan diharapkan beroperasi tahun 2021. Sedangkan dana investasi akan berasal dari pinjaman bank," ujar Presiden Komisaris Medco Energi Internasional Muhammad Lutfi, seperti dikutip reuters.
Selain Grup Medco milik Arifin Panigoro, Konsorsium Amman Mineral Internasional juga berisi bankir kawakan, Agus Projosasmito. Konsorsium ini telah menyiagakan dana USD2,6 miliar untuk mencaplok 82.2 persen saham Newmont.
Saham yang diakuisisi meliputi 56 persen saham milik Newmont Mining Corp dan Sumitomo Corp beserta mitranya, serta 26.2 persen dari perusahaan-perusahaan lokal.
Medco sendiri diperkirakan akan memiliki setidaknya 50 persen saham Newmont dan optimistis akan meningkatkan produksi konsentrat tembaga hingga 25 persen menjadi 500 ribu ton pada 2019.
Dari sisi Medco, mencaplok Newmont akan memberikan kontribusi terhadap pendapatan perseroan hingga 30-50 persen di masa mendatang. Medco pun akan menjual sebagian produksi tembaga olahan ke industri otomotif, elektronik, dan kabel nasional.
KEYWORD :newmont arifin panigoro medco smelter
