Rabu, 22/05/2024 01:56 WIB

Jokowi Minta Investasi Untuk Industri Substitusi Impor Dibuka

Fokus pemerintah ke depan adalah menjaga pertumbuhan ekonomi agar tetap positif dan menekan defisit transaksi berjalan, serta pada saat yang sama memperbesar surplus neraca perdagangan

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo saat membuka Kongres Pancasila IX di Universitas UGM, Sabtu (22/7).

Jakarta, Jurnas.com - Besarnya kontribusi impor bahan baku atau bahan baku penolong pada defisit neraca perdagangan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) minta agar peluang investasi di bidang industri substitusi impor harus dibuka lebar.

“Berarti tadi industri baja, industri kimia atau petrokimia, betul-betul harus dibuka karena ini jebakan substitusi impor,” kata Presiden Jokowi saat memberikan pengantar pada Rapat Terbatas (Ratas) tentang Akselerasi Implementasi Program Perindustrian dan Perdagangan, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (11/12/2019).

Presiden berharap ini menjadi catatan BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Menko Maritim dan Investasi, agar harus ada langkah-langkah quick win yang betul-betul konkrit untuk mendorong tumbuhnya industri pengolahan seperti industri besi baja, industri petrokimia dan juga tidak kalah pentingnya percepatan mandatory biodiesel B30, dalam rangka menurunkan impor BBM.

“Saya tadi mendengar dari Pak Menteri BUMN, bulan ini sudah bisa kita mulai untuk biodiesel B30, dan tumbuhnya industri pengolahan bukan hanya untuk menghasilkan barang-barang pengganti impor, tetapi juga akan memberikan nilai tambah, karena membuka lapangan kerja yang cukup besar. Ini yang memang kita kejar membuka lapangan kerja,” tegas Presiden.

Sebelumnya saat mengawali arahannya Presiden Jokowi mengemukakan, bahwa fokus pemerintah ke depan adalah menjaga pertumbuhan ekonomi agar tetap positif dan menekan defisit transaksi berjalan, serta pada saat yang sama memperbesar surplus neraca perdagangan. Karena itu, menurut Presiden, kita harus konsentrasi pada langkah-langkah terobosan untuk pengurangan angka impor.

Presiden juga merujuk data BPS, impor bahan baku atau bahan baku penolong memberikan kontribusi yang besar yaitu 74,06 persen dari total impor di bulan Januari sampai Oktober 2019, sedangkan impor barang modal angkanya sampai 16,65 persen dan impor barang konsumsi sebesar 9,29 persen.

Lebih dalam lagi, Presiden menjelaskan, jenis barang bahan baku yang masih besar angka impornya antara lain adalah besi baja yang mencapai 8,6 juta dollar AS, dan industri kimia organik atau petrokimia yang mencapai 4,9 miliar dollar AS dan juga industri kimia dasar.

KEYWORD :

Joko Widodo Industri Subsitusi Impor Investasi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :