Kamis, 02/05/2024 19:14 WIB

ForJIS: Beda Reformasi Indonesia dan Reformasi China

Indonesia menelan bulat-bulat paham DEMOKRASI barat sebagai hasil proxy AS dan sekutunya untuk menguasai ekonomi dan sumberdaya alam nusantara.

M.N Lapong, Direktur ForJIS

Jakarta, Jurnas.com - Direktur LBH ForJIS, Muhammad Nur Lapong membuat catatan yang menyebut Reformasi Indonesia tahun 1998 menelan bulat-bulat proxy Demokrasi ala Amerika, dan secara tak sadar mencampakkan jatidiri bangsa berupa Pancasila dan UUD 1945.

Di sisi lain, ia menilai China melakukan reformasi tahun 1987 dan 1988 yang mengangkat jatidiri bangsanya, lalu menolak model demokrasi ala Amarika Serikat. Hasilnya, China menjadi negara digdaya.

Berikut ini tulisan utuh Nur Lapong kepada Jurnas.com yang diberi judul: Dua contoh hal yang berbeda dan hasilnya pun berbeda.

1) China mengadakan Reformasi 1987/1988 oleh Den Xioping dkk setelah kematian Mao.
Membuka pintu dengan modal, melakukan konsolidasi kebudayaan dengan mengganti sosialisme Marx dengan Sosialisme negara/China, dan mereka mengharamkan DEMOKRASI.

Ratusan mahasiswa China digilas dengan tank di Tiannanmen yang di provokasi oleh proxy AS/asing untuk mendesakkan DEMOKRASI sebagai pintu masuk menguasai pasar raksasa ekonomi China.

Namun kapitalisme global AS dan sekutunya pun gagal mencengkramkan kukunya karena kegigihan dan kecerdasan strategi kaum reformis China.

Hasilnya saat ini ekonomi China mandiri bangkit menjadi raksasa ekonomi dunia kelas wahid: dari Rakyat China, oleh Rakyat China dan untuk Rakyat China. SUKSES !!!

Saat yg bersamaan Uni Sovyet dan Yugoslavia reformasi dengan Glasnot nya, tokohnya Ghorbacov menerima Demokrasi Liberal oleh proxy AS dan sekutunya, hasil nya Negeri ini bubar berantakan.

2). Indonesia reformasi 1998 oleh kaum reformis tokohnya Amin Rais, Gus Dur, Megawati, dan lainnya. Menerima demokrasi super bebas bulat-bulat, mencampakkan UUD 45 Asli sebagai hasil konsolidasi kebudayaan rakyat Indonesia oleh Sukarno dkk, menggantinya dengan yang palsu hasil olahan proxy Amerika dan sekutunya.

Hasilnya Indonesia hari ini, semua prestasi anak bangsa yg di buat oleh Sukarno dan Suharto hancur berantakan, Timor Timur lepas, industri BPIS dan Nurtanio yang dibanggakan itu sudah enggak karu-karuan, dan Irian mungkin sebentar lagi lepas, bisa jadi Indonesia bubar.

Ekonomi bangsa menjadi absurd dan berantakan, malah dikuasai oleh produk China dan investasi China.

"China Hebat menguasai Indonesia oleh hasil strategi reformasi yang berbeda, padahal dulu sebelum reformasi GDB Indonesia lebih tinggi dari China."

"Satu negeri reformasi oleh generasi cerdas, dan satu negeri reformasi oleh generasi kerdil."

Hikmah yg bisa kita ambil dari dua hasil strategi reformasi yang berbeda adalah:

1. China reformasi berhasil mengkonsolidasi kekuatan jati diri kebudayaannya dengan mengganti sosialisme marx yang gagal dengan Sosialisme china (Ipoleksosbudmil) yg mengharamkan DEMOKRASI tapi mengambil kapital dari demokrasi barat sebagai kampium pemilik modal. SUKSES !!

2. Indonesia melakukan reformasi dengan mengkonsolidasi tema New Indonesia dengan mencampakkan konsolidasi kebudayaan jatidiri bangsanya yang terpatrih dalam UUD 45 Asli dan menggangtinya dengan UUD 45 Palsu.

Menelan bulat-bulat paham DEMOKRASI barat sebagai hasil proxy AS dan sekutunya untuk menguasai ekonomi dan sumberdaya alam Indonesia.

Demokrasi yang ditolak dulunya oleh para pendiri negara bangsa, akhirnya oleh generasi kerdil berikutnya menjadi kenyataan. Indonesia pun dari segi ekonomi, politik, hukum gagal dan berangsur menuju negera gagal atau menuju bubar? Wallahualam.

KEYWORD :

Reformasi Indonesia China Demokrasi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :