Jum'at, 26/04/2024 19:39 WIB

Ekonom: Bukan China Sumber Defisit Perdagangan AS

Trump akhirnya menyadari bahwa masalahnya bukan China yang mengirim barang-barang Tiongkok ke AS, tetapi korporasi global Washington yang sudah memindahkan produksi mereka ke pasar AS.

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. (Foto: PressTV)

Washington, Jurnas.com - Ekenom Amerika Serikat (AS) menilai Presiden Donald Trump sudah menyadari, perusahaan-perusahaan AS yang mengurangi produksi ke negara dengan upah rendah seperti China alasan utama defisit perdagangan AS yang sangat besar dan hilangnya jutaan pekerjaan pabrik di Paman Sam.

"Mungkin Presiden Trump akhirnya menyadari bahwa masalahnya bukan China yang mengirim barang-barang Tiongkok ke AS, tetapi korporasi global Washington yang sudah memindahkan produksi mereka ke pasar AS," kata ekonom AS, Paul Craig Roberts.

"Sehingga barang dan jasa yang dijual ke AS tidak lagi diproduksi oleh tenaga kerja Amerika, tetapi diproduksi di luar negeri untuk meningkatkan keuntungan korporasi global Amerika," kata Roberts dalam wawancara telepon dengan Press TV, Sabtu (23/8).

"Ini adalah poin yang saya tekankan selama bertahun-tahun dan tampaknya sekarang sudah menembus Gedung Putih," kata Roberts, seorang promotor ekonomi sisi penawaran dan lawan kebijakan luar negeri AS baru-baru ini.

Pada Jumat (23/8) mengumumkan akan meningkatkan tarif impor China setelah Tiongkok menambahkan tarif baru impor AS dan memerintahkan perusahaan-perusahaan AS untuk meninggalkan negara itu.

Secara hukum, Trump tidak bisa memaksa perusahaan-perusahaan AS segera memutuskan hubungan bisnis dengan China. Ia tidak memberikan rincian bagaimana mengekseskusi perintah tersebut.

Perintah itu datang setelah China mengumumkan pihaknya akan mengenakan tarif baru pada kedelai AS, lobster, selai kacang dan impor lainnya senilai USD75 miliar sebagai balasan tarif Washington yang berlaku dalam dua putaran, 1 September dan 15 Desember.

"Amerika Serikat akan menaikkan tarif impor China yang ada pada USD250 miliar menjadi 30 persen dari 25 persen, dimulai pada 1 Oktober, kata Trump di akun Twitter, Jumat (23/8).

Ia menambahkan bahwa bea masuk pada USD300 miliar lain dalam produk-produk China, yang mulai berlaku pada 1 September, akan meningkat sebesar 5 persen, mencapai 15 persen.

Para ahli mengatakan perubahan dan sanksi kebijakan pajak bisa saja digunakan untuk membatasi atau mengurangi aktivitas bisnis AS di China, tetapi membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memisahkan dua ekonomi terbesar dunia.

Pada Sabtu (24/8), Trump menegaskan, memiliki wewenang untuk memperbaiki ancamannya untuk memaksa semua bisnis AS meninggalkan China, dengan mengutip Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional tahun 1977.

"Untuk semua Wartawan Berita Palsu yang tidak memiliki petunjuk bahwa hukum itu relatif terhadap kekuatan Presiden, Cina, dll., Cobalah melihat UU Kekuatan Ekonomi Darurat 1977," tulis Trump saat tiba di Perancis untuk KTT G7 tahunan. "Kasus ditutup!"

KEYWORD :

Perang Dagang Amerika Serikat Paul Craig Roberts




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :