Sabtu, 27/04/2024 02:46 WIB

Caleg PKB Sebut PSU di Malaysia Dagelan Semata

Imam Subali menye ut ada surat suara tak ketahuan rimbanya, apakah dibuang ke laut atau dibakar mana.

Imam Subali

Jakarta, Jurnas.com - Proses pemungutan suara ulang (PSU) di Malaysia ditengarai mempertontonkan kecurangan secara telanjang bulat. Diduga terjadi penggelembungan suara yang menguntungkan Caleg Nasdem nomor urut 2 Davin Kirana.

Caleg PKB nomor urut 02 Imam Subali menuturkan, dari ratusan ribu surat suara, ternyata total surat suara yang dihitung cuma 85.000 dan 90 peran itu adalah surat suara Davin Kirana.

"Adapaun surat suara lainnya tak ketahuan, apakah dibuang ke laut atau dibakar mana. Yang pasti dari surat suara yang dilaporkan para TKI sudah nyoblos TDK ada yang sampe ke meja hitungan," ujar Subali, Jumat, (16/5/2019).

Subali menegaskan, dugaan pelanggaran berupa penggelembungan suara dilajukan secara telanjang untuk mengangkat suara Davin Kirana, yang tidak lain adalah putra kandung Dubes RI untuk Malaysia, Rusdi Kirana.

Bahkan Subali menilai ada indikasi kuat terjadi sabotase dilakukan PPLN dan KBRI dalam PSU di Malaysia.

"Ini pemilu kok seperti dagelan. Hak masyarakat kok dipakai buat mainan," ujar Subali.

Hal sama dikatakan Ketua DPC Istimewa PKB Malayisa Saiful Aiman, bahwa indikasi penggelembungan suara dapat dilihat mulai dari pengiriman surat suara yang banyak tidak sampai di alamat lokasi, sampai pada banyaknya perolehan Caleg Nasdem Davin Kirana dan suara Partai Nasdem yang tak masuk akal.

"Dari 67 ribu surat suara yang dihitung, sekitar 52 ribu sendiri suara Davin dan Nasdem. Ini sangat aneh bin ajaib," tegas Saiful.

Ia juga menduga semua permainan suara di Malaysia ini melibatkan penyelenggara pemilu, dan oknum kedutaan Malaysia. Karena itu, ia mendesak Bawaslu membatalkannya.

"Kami mendesak bawaslu untuk menganulir psu di Malaysia. Lagi-lagi pemilu di Malaysia terindikasi kuat penuh dengan kecurangan," tegas Saiful.

KEYWORD :

Kecurangan Pemungutan Suara Ulang Malaysia Ahmad Subali Danin Kirana




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :