Selasa, 14/05/2024 01:20 WIB

Kementan Tambah Tugas Balai Guna Memastikan Penyebaran Bibit Unggul

Kementan sudah memetakan kawasan untuk perkebunan itu di biro perencanaan sebagai referensi untuk membangun nursery dan bibitnya.

Direktur Jenderal Perkebunan, Kementan Kasdi Subagyono dalam talkshow Kalesang Negri Mengembalikan Kejayaan Rempah Indonesia, Passo, Senin (29/4).

Maluku, Jurnas.com - Dalam rangka mempersiapkan logistik benih, Kementerian Pertanian (Kementan) menambahkan tugas pokok setiap balai pertanian, yaitu melakukan pengawasan di lapangan.

Direktur Jenderal Perkebunan, Kasdi Subagyono menyampaikan bahwa saat ini Kementan merancang program penyediaan benih unggul dan bermutu melalui Program Bun500 atau benih unggul komoditas perkebunan sebesar 500 juta batang selama enam tahun ke depan.

Komoditas tersebut adalah kakao, kopi, kelapa dalam, karet, pala, cengkih dan lada. Khusus untuk tahun ini, Kementan fokus pada tiga komoditas, lada, pala dan cengkeh.

"Itu artinya setiap tahun 83 juta. Sekarang kita hanya mampu menyediakan 30 juta artinya sudah hampir tiga kali lipat, maka dari itu semua harus kita siapkan infrastrukturnya, labnya, dan nursernya, kebunnya," terang Kasdi di sela talkshow Kalesang Negri "Mengembalikan Kejayaan Rempah Indonesia", Passo, Senin (29/4).

Untuk memastikan benih tersebut dimanfaatkan di setiap kawasan, Kementan menambahkan tugas balai, dari semula hanya memproduksi benih dan melakukan proteksi, kini juga harus melakukan pengawalan di lapangan.

"Bapak ibu sekalian nanti juga mengawal di lapangan mengenai produksi benih, supaya nanti tidak jeruk makan jeruk," imbuh Kasdi.

Kasdi mengungkapkan, penambah tugas tersebut merupakan bentuk kreativitas, agar proteksi bukan hanya tugas pemerintah, tapi petani juga harus aktif. "Maka harus kita bekali, bina dan juga dampingi dan juga kita kawal," ujar Kasdi.

Kasdi mengatakan, untuk produksi benih dan proteksi, Kementan sudah menetapkan, Maluku, Maluku Utara dan Papua barat. Surabaya, Bali, Jawa, NTB, NTT dan Sulawesi. Sementara, Sumatera dan Kalimantan.

"Untuk komoditas tetep sama, ya memang kalo dari sifat kekhususan rempah di wilayah timur, tapi bukan berarti di Bangka Belitung tidak ada rempah. Nah itu nanti tugasnya Medan," ujar Kasdi.

Kasdi juga meminta seluruh balai pertaniak untuk terus meningkatkan layananan kepada masyarakat, di antaranya memodernisasi lab yang belum diupgrade dan membina logistik benih.

"Selanjutnya kita sudah membangun nursery, kita sudah membangun gedung bibit induk. Itu semua link dengan penangkar-penagkar. Itu yang harus kita bina, karena kita gak akan pernah mampu memproduksi sendiri," kata Kasdi.

"Kita perlu mitra yang jejaringnya perlu kita bangun dengan petani penangkar, dan juga produsen swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN)," sambungnya.

Kementan sudah memetakan kawasan untuk perkebunan itu di biro perencanaan sebagai referensi untuk membangun nursery dan bibitnya.

"Jadi kalo mau mengembangkan kakao di sini tidak perlu ngambil daru jember, itu terlalu jauh. Nah, nanti kita dekatkan dengan kawasannya, pasti itu lebih efisien," pungkasnya.

KEYWORD :

Kinerja Menteri Pertanian




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :