Senin, 29/04/2024 06:03 WIB

Salurkan Dana Bergulir, LPDB-KUMKM Terapkan Pola Baru

Selama ini 70 persen dana tersalur berkutat di Jawa. Karena itu perlu ada pemerataan dengan harapan dana yang berasal dari APBN ini bisa dinikmati semua wilayah.

Logo koperasi

Surabaya - Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah (LPDB- KUMKM) mulai menyalurkan dana bergulir dengan menerapkan pola baru. Yakni melibatkan lembaga penjaminan (Jamkrindo dan Jamkrida) sebagai pihak yang pertama menganalisa kelayakan proposal.

"Ini adalah jawaban dari berbagai pertanyaan selama ini, bagaimana sebenarnya paradigma baru yang dibangun dimana kami membangun kolaborasi dengan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi didukung dinas kab/kota, Jamkrindo dan Jamkrida," ucap Direktur Utama LPDB-KUMKM, Braman Setyo dalam keterangannya, Selasa (27/3/2018).

Itu disampaikan Braman Setyo dalam Rakor  Pengalihan Dana Bergulir Serta Sosialisasi dan Bimtek Program Inklusif LPDB -KUMKM tahun 2018, di Surabaya. Acara ini juga dihadiri Dirut Bank Jatim, Suroso, Kadinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim, Maspurnomo Hadi,  Sekretaris Deputi Restrukturisasi Usaha Kemenkop dan UKM, Halomoan Tamba, Direksi LPDB KUMKM dan 300 peserta dari dinas koperasi dan UKM Selindo, 45 koperasi dari 5 kota di Jatim.

Braman Setyo dalam kesempatan ini menyerahkan secara simbolis dana bergulir kepada dua mitra senilai Rp 13,5 miliar.‎ "Ini menjawab ada sorotan masyarakat bahwa kita lamban dalam menyalurkan. Saya kira kita tidak lamban, kita lagi proses semuanya ini. Regulasi yang kita bangun sekarang adalah bentuk penyederhanaan dari persyaratan yang lalu," kata Braman.

‎Dikatakan Braman Setyo, penyaluran dana bergulir kepada dua mitra itu menjadi awal dimulainya akselerasi/percepatan pencapaian penyaluran 2018. Diketahui tahun in  ditargetkan penyaluran dana bergulir senilai Rp 1,2 triliun.

"Kami optimis pada semester I 2018, sudah bisa tersalurkan 50 persen dari target, bahkan mungkin sampai akhir tahun bisa melebihi target karena banyaknya permintaan masuk," imbuh dia.

Meski banyak permintaan, dipastikan Braman Setyo, LPDB KUMKM selaku Lembaga Pengelola Dana Bergulir‎ tidak akan gegabah menyalurkan dana tersebut.‎ Yang lebih penting, kata Braman Setyo, adalah kolaborasi sistem yang dibangun bersama ini harus ditaati.‎ Braman Setyo juga menargetkan agar penyaluran dana LPDB KUMKM ini bisa merata di seluruh Indonesia.

"Selama ini 70 persen dana tersalur berkutat di Jawa. Karena itu perlu ada pemerataan dengan harapan dana yang berasal dari APBN ini bisa dinikmati semua wilayah, dan tetap harus diingat dana ini bukanlah   charity atau bansos, karena ini dana dari pajak rakyat dan harus dikembalikan ke negara," ujar dia.‎‎

Pola baru yang diterapkan dalam penyaluran dana bergulir ini diapresiasi oleh Kadinas Koperasi dan UKM Jatim Maspurnomo Hadi. Dia meminta ‎semua penyaluran sekarang harus diketahui dinas provinsi.

"Jadi kita tahu siapa penerimanya alamatnya dimana dan seterusnya. Kalau dulu, kami ndak tahu data koperasi penerima dana bergulir. Ujug-ujug (tiba-tiba) saja, kami dipanggil kejaksaan," tutur Maspurnomo.

Maspurnomo mengatakan, ada 31.680 koperasi di Jatim. Dari jumlah itu, ada 4.505 koperasi atau 15 persen yang notabennya `sakit`. Meski demikian, kata Maspurnomo, itu menjadi tugas pihaknya
untuk melakukan pembinaan.

"Maka itu semua harus mematuhi kolaborasi sistem yang sudah terbentuk ini agar jangan ada masalah di kemudian hari. Kami bersama Bank Jatim, Jamkrida melakukan terus melakukan monitoring pinjaman yang diberikan," kata dia.‎

KEYWORD :

Ekonomi Kreatif Koperasi Dana Bergulir




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :