Kamis, 02/05/2024 15:11 WIB

Nilai Hutang Indonesia Masih Dinilai Rendah

Rasio utang pemerintah Indonesia yang masih berada pada kisaran 29 dari pendapatan domestik bruto (PDB) dipandang cukup baik untuk mennghindari risiko fiskal.

Ilustrasi Uang

Jakarta - Ekonom Utama Bank Dunia Frederico Gil Sander menilai rasio utang Indonesia masih relatif rendah, dibandingkan dengan negara-negara dengan tingkat ekonomi maju maupun menengah.

Rasio utang pemerintah Indonesia yang masih berada pada kisaran 29 dari pendapatan domestik bruto (PDB) dipandang cukup baik untuk mennghindari risiko fiskal.

"Indonesia telah memiliki kebijakan fiskal yang `prudent` dan berhati-hati, sehingga pengelolaan utang masih terjaga dalam tingkat yang rendah," kata Frederico, Selasa (27/3) di Jakarta.

Untuk itu, menurut Frederico, tidak ada kekhawatiran yang berlebihan mengenai kondisi utang pemerintah Indonesia yang bisa mengganggu kinerja perekonomian dalam jangka menengah panjang.

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan penggunaan utang pemerintah sudah dilakukan dengan hati-hati sesuai dengan pengelolaan APBN yang selama ini berlaku.

"Bagi mereka yang menganjurkan agar pemerintah berhati-hati dalam menggunakan instrumen utang, maka anjuran itu sudah sangat sejalan dengan yang dilakukan pemerintah," terang Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengatakan penggunaan utang merupakan bagian dari pengelolaan APBN yang dilakukan secara bertahap dan hati-hati, agar perekonomian tidak mengalami kejutan dan mesin ekonomi menjadi melambat.

Untuk itu, ia menegaskan pengelolaan utang saat ini belum terlalu mengkhawatirkan karena masih dikendalikan jauh dibawah ketentuan Undang-Undang Keuangan Negara Nomor 17 Tahun 2003.

"Oleh karena itu, hanya menyoroti instrumen utang tanpa melihat konteks besar dan upaya arah kebijakan pemerintahan jelas memberikan kualitas analisis dan masukan tidak lengkap dan bahkan dapat menyesatkan," jelas Sri Mulyani. (Ant)

KEYWORD :

Utang Bank Dunia Menteri Keuangan Sri Mulyani




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :