Jum'at, 26/04/2024 14:54 WIB

Pemerintah Belum Serius Lirik Penggunaan Energi Terbarukan

Selain optimalisasi EBT, pemerintah juga melakukan konservasi energi. Konservasi energi, kata Wawan, merupakan upaya sistematis, terencana, dan terpadu.

Ilustrasi energi panas bumi (foto: satuenergi)

Jakarta – Penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) masih belum mendapatkan tempat. Padahal, Indonesia memiliki potensi EBT lebih dari 441 gigawatt (GW). Namun sejauh ini, baru 8,89 gw saja yang terealisasi.

Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Wawan Supriatna menjelaskan, jika dimaksimalkan, EBT pada dasarnya bisa menjawab persoalan lingkungan, seperti gas rumah kaca.

“Saat ini, Indonesia memiliki banyak potensi EBT yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, antara lain panas bumi, air, bioenergi, surya, angin dan laut,” kata Wawan lewat siaran pers, Selasa (7/11) di Jakarta.

Selain optimalisasi EBT, pemerintah juga melakukan konservasi energi. Konservasi energi, kata Wawan, merupakan upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta efisiensi pemanfaatannya. 

“Penggunaan energi masyarakat Indonesia saat ini cenderung boros. Untuk itu, pemerintah terus melakukan kampanye hemat energi yakni dengan program potong 10 persen,” lanjut Wawan.

Senada dengan pernyataan tersebut, Deputi I Kepala Staf Kepresiden Kantor Staf Presiden I Darmawan Prasodjo mengatakan produksi minyak bumi Indonesia semakin menurun, sementara konsumsi masysrakat semakin naik, sehingga kebutuhan mau tidak mau harus dipenuhi lewat kebijakan impor.

“Perlu strategi untuk mengatasi masalah tersebut, yakni dengan penggunaan EBT, dan pemerintah mendorong penggunaan minyak kelapa sawit (CPO) sebagai bahan bakar nabati (BBN),” terang Darmawan.

KEYWORD :

Kementerian ESDM EBTKE Energi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :