Lokasi Minyak dan Gas Bumi (Migas) Foto: SKK Migas
Jakarta – Siapa yang bisa membantah, kalau Indonesia adalah negara yang kaya dengan sumber daya alamnya. Makanya, ketika terjadi kenaikan listrik dan kenaikan bahan bakar minyak (BBM), pasti semua orang kaget. Banyak kalangan mengaitkan ada kejanggalan dengan pengelolaan minyak dan gas Bumi (Migas).
Namun semua itu juga tidak bisa ditapik. Semakin besar suatu negara dengan tingkat penduduk dan lapangan pekerja yang tinggi, maka akan semakin tinggi pula kebutuhan sektor Migas yang harus dipenuhi untuk hajat hidup masyarakat. Namun untuk itu, Pemerintah terus berupaya mencari sumber cadangan baru untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.Untuk mencari sumber Migas, juga bukan perkara mudah. Tantangannya agak berat, sebab cadangan migas yang bisa dieksplorasi kebanyakan berada di kawasan laut dalam. Selain itu, wilayah timur Indonesia pun masih jarang dieksplorasi. Perlu kerja keras dan mempertimbangkan teknologi yang mumpuni serta biaya yang mencukupi.Dari semua rencana besar itu, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tidak berdiam diri. Sebagai intitusi yang bertugas melaksanakan pengelolaan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi, juga harus berpikir secara maksimal manfaat Migas yang sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.“Data tersebut bersifat sementara sebagai indikasi untuk memulai kajian potensi pemanfaatan gas suar," ujar Kepala Divisi Komersialisasi Minyak dan Gas Bumi, SKK Migas, Waras Budi Santosa.
10 lapangan yang memiliki potensi gas suar yaitu: blok Zelda, Central Business Unit (offshore) yang dioperatori oleh CNOOC diperkirakan memiliki gas suar dengan volume 5,18 mmscfd.
Selain itu, juga ada di Lapangan Grissik, Blok Corridor yang dioperatori oleh ConocoPhillips memiliki perkiraan volume 2,14 mmscfd dan Field Suban, Blok Corridor memiliki potensi 0,92 mmscfd.Baca juga :
2023, SKK Migas Bakal Genjot Produksi Nasional
2023, SKK Migas Bakal Genjot Produksi Nasional
SKK Migas