Selasa, 24/06/2025 05:36 WIB

Kenapa Disebut Raja Ampat? Ini Asal-Usul, Makna hingga Legendanya

Di balik pesonanya, terdapat sebuah kisah turun-temurun yang menjadi akar dari nama “Raja Ampat”, yang hingga kini masih dipercaya oleh masyarakat adat

Ilustrasi - Pulau Wayag, salah satu wisata di Raja Ampat, Papua (Foto: pesonangin)

Jakarta, Jurnas.com - Raja Ampat bukan hanya surga tropis yang memesona mata dunia, tetapi juga kawasan yang menyimpan kisah leluhur yang sakral dan penuh makna. Terletak di ujung barat Papua Barat Daya, Indonesia, gugusan pulau ini dikenal dengan laut sebening kristal, karang warna-warni, dan keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia. 

Namun, daya tarik Raja Ampat tak hanya terletak pada keindahan alamnya. Di balik pesonanya, terdapat sebuah kisah turun-temurun yang menjadi akar dari nama “Raja Ampat”, yang hingga kini masih dipercaya oleh masyarakat adat.

Cerita ini berasal dari Kampung Wawiyai di Pulau Waigeo dan telah diwariskan dari generasi ke generasi. Konon, kisah bermula ketika sepasang suami istri menemukan tujuh butir telur di sekitar aliran sungai yang dikenal sebagai Kali Raja.

Dikutip dari berbagai sumber, empat dari tujuh telur tersebut menetas menjadi bayi laki-laki yang kemudian tumbuh menjadi pemimpin empat pulau besar: Waigeo, Salawati, Misool, dan Batanta. Inilah asal mula nama “Raja Ampat” yang secara harfiah berarti “Empat Raja”.

Sementara itu, tiga telur lainnya menetas menjadi makhluk yang berbeda: seorang perempuan, sesosok makhluk gaib, dan sebuah batu yang kemudian dikeramatkan. Ketiganya dianggap memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan spiritual dan budaya di kawasan ini.

Cerita ini tidak berdiri sendiri, karena ada versi lain yang menambahkan tokoh bernama Gurabesi. Ia adalah seorang pejuang lokal yang konon menikahi putri Sultan Tidore setelah membantu memperkuat pengaruh kekuasaan di kawasan Papua.

Dalam beberapa versi legenda, Gurabesi-lah yang menemukan telur-telur tersebut bersama istrinya. Kisah ini memperkuat hubungan sejarah antara Raja Ampat dan Kesultanan Tidore, yang dulu menjadi salah satu kekuatan besar di wilayah timur Nusantara.

Menariknya, keempat raja yang disebut dalam legenda tidak hanya hadir dalam cerita rakyat. Sejarah mencatat bahwa empat kerajaan memang pernah ada di wilayah ini dan menjalankan pemerintahan secara otonom meskipun tetap menjalin hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Tidore.

Keberadaan kerajaan-kerajaan ini membuktikan bahwa istilah “Raja Ampat” bukan sekadar legenda atau nama puitis, melainkan mencerminkan struktur sosial dan politik yang nyata pada masa lampau. Hal ini menambah kedalaman pada makna nama Raja Ampat itu sendiri.

Hingga hari ini, masyarakat adat masih menghormati situs-situs keramat yang diyakini sebagai lokasi asal mula tujuh telur tersebut. Salah satunya adalah batu yang disebut dalam legenda, yang kini dijaga dan dijadikan simbol spiritual oleh warga setempat.

Tidak hanya sebagai warisan cerita, legenda ini juga hidup dalam praktik budaya sehari-hari. Upacara adat, tarian tradisional, hingga dongeng anak-anak sering mengangkat kembali kisah empat raja dan tujuh telur ini sebagai bagian dari identitas lokal.

Karena itu, wisata ke Raja Ampat bukan hanya perjalanan menuju destinasi alam yang indah, tetapi juga pengalaman menyentuh sejarah, spiritualitas, dan kebudayaan masyarakat Papua. Inilah yang menjadikan Raja Ampat berbeda dari tempat lainnya di dunia.

Dengan memahami asal-usul nama Raja Ampat, pengunjung tidak hanya menikmati pemandangan yang memukau, tetapi juga terhubung dengan cerita yang menyatukan alam, manusia, dan leluhur dalam satu kesatuan yang sakral. (*)

KEYWORD :

Raja Ampat Legenda Raja ampat.Sejarah Raja ampat Papua




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :