Kamis, 16/05/2024 07:48 WIB

Istilah "Kecerdasan Artifisial" Jadi Kata Terpopuler Tahun Ini

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbudristek, menetapkan istilah ‘kecerdasan artifisial’ atau kecerdasan buatan sebagai Kata Tahun Ini (KTI) 2023.

Kepala Badan Bahasa Kemdikburistek, E. Aminudin Aziz (dua dari kiri) dalam sesi konferensi pers (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbudristek, menetapkan istilah ‘kecerdasan artifisial’ atau kecerdasan buatan sebagai Kata Tahun Ini (KTI) 2023.

Kecerdasan artifisial atau kecerdasan buatan didefisikan sebagai ‘program komputer dalam meniru kecerdasan manusia, seperti mengambil keputusan, menyediakan dasar penalaran, dan karakteristik manusia lainnya’ dalam KBBI.

Sementara itu American Heritage Dictionary mendefinisikan kecerdasan artifisial dengan ‘kemampuan komputer atau mesin lainnya untuk menjalankan aktivitas yang lazimnya dianggap membutuhkan kecerdasan tertentu’.

Ada beberapa alasan mengapa kecerdasan artifisial atau kecerdasan buatan dipilih sebagai KTI 2023, di antaranya popularitas yang relatif tinggi, kebaruan, dan distribusi penggunaan di berbagai bidang.

“Pada tahun 2023 muncul banyak perusahaan teknologi informasi yang meluncurkan produk berbasis kecerdasan artifisial untuk masyarakat,” kata Kepala Badan Bahasa E. Aminudin Aziz dalam konferensi pers pada Jumat lalu di Jakarta.

Salah satu yang menarik perhatian lebih masyarakat adalah ChatGPT. ChatGPT merupakan program komputer yang dapat merespons pertanyaan dan menyediakan jawaban layaknya manusia.

“Berdasarkan pencarian Google untuk halaman berbahasa Indonesia selama setahun terakhir, ‘kecerdasan artifisial’ atau ‘kecerdasan buatan’ muncul dalam berbagai literatur digital,” imbuh dia. Hal ini dibuktikan dengan jumlah kemunculan sebanyak 9.410 kali untuk kecerdasan artifisial dan 9.950.000 kali untuk kecerdasan buatan.

Baru-baru ini, empat lembaga Indonesia menandatangani kesepakatan dengan lembaga Singapura untuk berkolaborasi di bidang kecerdasan artifisial.

Lembaga-lembaga Indonesia yang terlibat adalah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Buatan (Korika), perusahaan pengembang alat kecerdasan artifisial, Glair.ai dan Datasaur.ai, yang keduanya didukung oleh perusahaan modal ventura GDP Venture.

“Kesepakatan ini muncul setelah Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa resmi ke-10 dalam sidang umum UNESCO pada sesi pleno Sidang Umum Ke-42 di Paris pada 20 November lalu,” tutup dia.

KEYWORD :

Kata Tahun Ini Kecerdasan Artifisial Badan Bahasa Kemdikbudristek




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :