Rabu, 15/05/2024 12:45 WIB

IPO Agustus 2023, FOLK Group Tancap Gas Bangun Industri Kreatif

Dari Januari hingga Juli 2023, ekosistem FOLK Group telah menjual lebih dari 149 ribu produk

Paparan Publik FOLK Group soal IPO (Istimewa)

Jakarta, Jurnas.com - Perusahaan holding multi sektor PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK) atau FOLK Group sedang dalam proses melakukan Initial Public Offering (IPO). Perusahaan FOLK holding saat ini beroperasipada 2 industri utama, yaitu New Media dan Consumer.

Melalui beberapa entitas anaknya, FOLK Group memiliki tiga pilar utama yang menjadi fondasi inti dari ekosistem FOLK Group.

Pilar pertama adalah New Media Commerce, yaitu media baru yang berbasis pencipta konten (content creator) yang didistribusikan melalui platform digital salah satunya social media.

FOLK Group saat ini menjangkau audiens nya melalui 3 segmen media, yaitu Education - Finfolk, Sports & Entertainment - R66 Media, dan Lifestyle & Culture - USS Networks.

Kemudian, pilar kedua merupakan Omni-Channel Retail Brands yang terdiri dari Amazara, SYCA dan Dr Soap di mana ketiganya mendapatkan award sebagai sebagai Top Performance Direct-To-Consumer Brand di Top 2 Marketplace di Indonesia. Official store Dr Soap sendiri telah berdiri di Senayan City Mall sejak Juni 2022.

Pilar yang terakhir adalah Intellectual Property & Community di mana FOLK Group dan entitas anaknya telah membangun dan memiliki beberapa Original IP (Intellectual Property) sebagai competitive advantage khususnya di dalam ekosistem Creative Economy, mulai dari Lifestyle, Fashion, Sports, sampai Events seperti Finfolk Conference, Genesis Dogma, dan lain-lain. Seluruh IP dari FOLK Group juga didukung oleh basis komunitas yang sangat kuat.

Kombinasi dari seluruh ekosistem FOLK tersebut telah menjangkau lebih dari 100 juta masyarakat Indonesia dengan demografi umur 18 – 45 tahun dari perkotaan sampai sub urban.

Bong Chandra, Komisaris Utama FOLK Group mengatakan, FOLK Group memiliki 5 tangga dalam Roadmap besar 5 tahun, IPO hanyalah tangga pertama.

"Berbekal team management muda dan inovatif serta Co-Founder dengan rekam jejak yang baik, Kami yakin FOLK Group akan menjadi katalis di industri kreatif Indonesia,” kata Bong Chandra.

Dari Januari hingga Juli 2023, ekosistem FOLK Group telah menjual lebih dari 149 ribu produk dan selama FOLK Group berdiri telah melayani lebih dari 500 ribu total unique customers.

FOLK Group juga memiliki total 20+ Intellectual Properties & Brands. Sampai dengan bulan Juli 2023 beberapa media channel di ekosistem FOLK Group memiliki lebih dari 352 juta total views.

Raihan ini juga didukung oleh kinerja keuangan yang solid di mana dalam 4 tahun terakhir, perusahaan berhasil membukukan CAGR pendapatan 224% dan CAGR laba bersih 248% dari tahun 2019-2022. Pendapatan Perseroan adalah Rp40,24 miliar dengan laba bersih Rp5,20 miliar di tahun 2022.

Dari sisi liabilitas, Perseroan bisa dibilang hampir debt free dengan tingkat Debt to Equity (DER) yang sangat rendah yaitu sebesar 0,06x per akhir Desember 2022.

Tingkat DER yang rendah dan Net Profit Margin (NPM) 12,93% di tahun 2022 FOLK Group menunjukkan bahwa perseroan memiliki bisnis yang menguntungkan dengan pertumbuhan yang cukup tinggi. FOLK Group juga ditopang oleh arus kas yang kuat dan memungkinkan untuk melakukan investasi anorganik dengan cara akuisisi, pengembangan bisnis secara organik, dan distribusi dividen yang berkelanjutan.

FOLK Group direncanakan untuk melakukan penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia pada minggu pertama Agustus 2023. Perusahaan holding multi sektor ini akan melepas 570 juta lembar saham baru, setara dengan 14,4% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan. Adapun harga penawaran dipasang adalah Rp100-105/lembar.

FOLK Group juga akan menerbitkan 285 juta Waran Seri I yang bisa menjadi saham baru, dengan nominal Rp200/lembar. Untuk masa bookbuilding telah ditetapkan mulai 20 Juli 2023 hingga 24 Juli 2023. Targetnya FOLK bisa mulai memperdagangkan sahamnya di BEI pada Agustus 2023.

Adapun dana hasil IPO FOLK ditargetkan untuk pengembangan atau ekspansi usaha perseroan, antara lain sekitar 52,71% digunakan untuk modal kerja perseroan dan anak usaha, kemudian sekitar 29,80% akan digunakan untuk belanja modal perseroan dan anak usaha. Selebihnya akan digunakan untuk ekspansi bisnis melalui akuisisi.

FOLK Group lahir dari spirit kreasi dan kolaborasi para pendirinya. Saat ini kami sedang memasuki babak baru, yaitu menjadi perusahaan publik. Langkah berikut nya adalah focus untuk memperbesar ekosistem FOLK Group di sektor new media dan konsumer secara organik dan anorganik. Mimpi kami masih sangat besar dan ini baru permulaan.” ungkap Danny Sutradewa, selaku Direktur Utama FOLK Group.

KEYWORD :

FOLK Group IPO




JURNAS VIDEO :



PILIHAN REDAKSI :