Jum'at, 03/05/2024 03:18 WIB

Arab Saudi Lanjutkan Pekerjaan Misi Diplomatiknya di Suriah

Arab Saudi mengatakan dimulainya kembali layanan didasarkan pada ikatan persaudaraan antara rakyat Arab Saudi dan Suriah dan untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan regional.

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan (kiri) bersama Presiden Suriah Bashar al-Assad di Damaskus pada 18 April 2023. (Twitter/KSAMOFA)

JAKARTA, Jurnas.com - Arab Saudi mengatakan pada Selasa bahwa mereka akan mengizinkan para diplomatnya untuk melanjutkan pekerjaan di Damaskus, lebih dari satu dekade setelah penarikan mereka karena perang sipil Suriah.

"Arab Saudi telah memutuskan untuk melanjutkan pekerjaan misi diplomatiknya di Suriah," kata Kementerian Luar Negeri Arab Saudi dalam sebuah pernyataan yang resmi yang dikutip dari Al Arabiya.

"Kerajaan akan berusaha untuk mengembangkan aksi bersama Arab," sambung dia, dua hari setelah Suriah diterima kembali ke Liga Arab pada pertemuan di Kairo.

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi merujuk pada pertemuan dan keputusan Liga Arab baru-baru ini untuk mencairkan partisipasi Suriah dalam pertemuan dan organisasi kelompok tersebut.

Arab Saudi mengatakan dimulainya kembali layanan didasarkan pada ikatan persaudaraan antara rakyat Arab Saudi dan Suriah dan untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan regional.

Langkah itu juga dilakukan beberapa minggu setelah Presiden Suriah Bashar al-Assad bertemu di Damaskus dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan , kunjungan pertama sejak perang pecah pada 2011.

Assad diisolasi secara politik di kawasan itu sejak konflik dimulai, tetapi kesibukan aktivitas diplomatik telah berlangsung dalam beberapa pekan terakhir karena keputusan Arab Saudi dan Iran, sekutu dekat Damaskus, untuk melanjutkan hubungan menggeser hubungan regional.

Pada hari Minggu Liga Arab menyambut pemerintah Suriah kembali ke kandang Arab.

Badan beranggotakan 22 orang itu telah menangguhkan Suriah atas tindakan kerasnya terhadap protes damai yang dimulai pada Maret 2011 dan berubah menjadi perang yang telah menewaskan lebih dari 500.000 orang.

Arab Saudi memutuskan hubungan dengan pemerintah Assad pada 2012.

Assad berharap normalisasi dengan negara-negara Teluk dapat memberikan bantuan ekonomi dan uang untuk rekonstruksi, karena pendanaan internasional yang lebih luas tetap sulit dipahami tanpa penyelesaian politik yang didukung PBB untuk konflik tersebut.

KEYWORD :

Arab Saudi Suriah Hubungan Diplomatik Timur Tengah Negara Arab




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :