Kamis, 02/05/2024 10:20 WIB

Ukraina Lumpuhkan Rudal Hipersonik Rusia dengan Sistem Patriot AS

Kombinasi kecepatan hipersonik dan hulu ledak yang berat memungkinkan Kinzhal menghancurkan target yang dijaga ketat, seperti bunker bawah tanah atau terowongan gunung.

Foto ini diambil pada 05 Februari 2013, tentara AS melakukan pengecekan sistem rudal Patriot di pangkalan militer Turki di Gaziantep. (Foto: AFP)

JAKARTA, Jurnas.com - Ukraina mengatakan pihaknya menjatuhkan rudal hipersonik Rusia di atas ibu kota Kyiv menggunakan sistem pertahanan Patriot Amerika Serikat (AS) yang baru diperoleh.

Rudal Kinzhal adalah salah satu senjata Rusia terbaru dan tercanggih. Militernya mengatakan rudal balistik yang diluncurkan dari udara memiliki jangkauan hingga 2.000 km (1.250 mil) dan terbang dengan kecepatan 10 kali kecepatan suara, sehingga sulit untuk dicegat.

Kombinasi kecepatan hipersonik dan hulu ledak yang berat memungkinkan Kinzhal menghancurkan target yang dijaga ketat, seperti bunker bawah tanah atau terowongan gunung.

"Saya mengucapkan selamat kepada rakyat Ukraina atas peristiwa bersejarah tersebut. Ya, kami menembak jatuh Kinzhal yang `unik`," kata Komandan Angkatan Udara Ukraina, Mykola Oleshchuk dalam sebuah posting Telegram pada hari Sabtu. “Itu terjadi selama serangan malam hari pada 4 Mei di langit wilayah Kyiv."

Ini adalah pertama kalinya Ukraina diketahui menggunakan sistem pertahanan rudal Patriot.

Oleshchuk mengatakan Kh-47 diluncurkan oleh pesawat MiG-31K dari wilayah Rusia dan ditembak jatuh dengan satu rudal Patriot. Militer Ukraina sebelumnya mengakui kekurangan aset untuk mencegat senjata supersonik tersebut.

Kinzhal, yang berarti "belati" dalam bahasa Rusia, adalah salah satu dari enam senjata generasi berikutnya yang diluncurkan Presiden Vladimir Putin pada 2018 ketika pemimpin Rusia membual bahwa senjata itu tidak dapat ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara dunia mana pun.

Rudal balistik yang diluncurkan dari udara dapat mencapai kecepatan hingga Mach 10 (12.350 kilometer per jam) dan mampu membawa hulu ledak nuklir atau konvensional.

Serangan udara Kamis terjadi sehari setelah Rusia menuduh Ukraina gagal membunuh Putin dalam serangan pesawat tak berawak di benteng Kremlin di Moskow dan mengancam akan membalas.

Moskow sejak itu menuduh Washington terlibat dalam tuduhan yang dibantah oleh Ukraina dan Amerika Serikat.

Ukraina menerima pengiriman rudal Patriot pertamanya pada akhir April. Belum ditentukan berapa banyak sistem yang dimilikinya atau di mana mereka telah dikerahkan, tetapi diketahui telah disediakan oleh AS, Jerman, dan Belanda.

Jerman dan AS telah mengakui mengirimkan setidaknya satu sistem, dan Belanda mengatakan telah menyediakan dua, meskipun tidak jelas berapa banyak yang saat ini beroperasi.

Pasukan Ukraina telah menerima pelatihan ekstensif yang diperlukan untuk dapat secara efektif menemukan target dengan sistem, mengunci dengan radar, dan menembak. Setiap baterai membutuhkan hingga 90 personel untuk mengoperasikan dan memelihara.

Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov mengatakan dia pertama kali meminta sistem Patriot ketika mengunjungi AS pada Agustus 2021, beberapa bulan sebelum invasi skala penuh Rusia tetapi tujuh tahun setelah Moskow secara ilegal mencaplok semenanjung Krimea Ukraina.

Dia menggambarkan memiliki sistem itu sebagai "mimpi" tetapi mengatakan dia diberitahu oleh pejabat AS pada saat itu bahwa itu tidak mungkin.

Patriot pertama kali dikerahkan oleh AS pada 1980-an. Biaya sistem sekitar $4 juta per rudal atau setara Rp 58,6 miliar, dan biaya peluncur masing-masing $10 juta atau setara Rp 146,5 miliar, menurut analis.

Dengan biaya sebesar itu, diperkirakan Ukraina hanya akan menggunakan Patriot untuk melawan pesawat Rusia atau rudal hipersonik.

Sistem Patriot adalah salah satu dari serangkaian unit pertahanan udara canggih yang dipasok oleh Barat untuk membantu Ukraina mengusir kampanye serangan udara Rusia selama berbulan-bulan yang menargetkan infrastruktur penting, fasilitas listrik, dan situs lainnya.

Ratusan warga sipil tewas dalam serangan yang dilakukan Rusia pada Oktober menjelang musim dingin. Penggerebekan tersebut gagal melumpuhkan jaringan listrik, tetapi menyebabkan pemadaman listrik yang meluas dan pemadaman lainnya. Rusia membantah menargetkan warga sipil.

Angkatan udara Ukraina pada Sabtu mengatakan telah menembak jatuh delapan drone Shahed-136 buatan Iran yang diluncurkan oleh Rusia di wilayah Ukraina timur dan tenggara dalam serangan semalam.

Sumber: Al Jazeera

KEYWORD :

Perang Rusia Ukraina Rudal Hipersonik Sistem Patriot Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :