Senin, 06/05/2024 04:52 WIB

BKKBN Dorong Pemanfaatan Data dan Informasi Hasil PK untuk Turunkan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem

Ketersediaan data yang kredibel sangat penting untuk memadukan lokus dan sasaran kebijakan.

Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo pada acara sosialisasi pencegahan stunting di Kelurahan Kali Baru, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (7/2).

JAKARTA, Jurnas.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBNHasto Wardoyo mendorong pemanfaatan data dan informasi hasil Pendataan Keluarga (PK-22) itu untuk program turunkan Stunting dan menghapus kemiskinan ekstrem.

 

Demikian disampaikan Hasto pembukaan acara Kelas Literasi Data untuk program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana), Percepatan Penurunan Stunting, dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem secara daring, Selasa (11/4).

"Akhir Tahun 2022 BKKBN telah menyelesaikan pemutakhiran PK, ini sesuai amanat peraturan perundangan bahwa tiap tahun data harus dimutakhirkan. Karena itu, menjadi kehormatan bagi kami hari ini dapat menyampaikan data dan indikator, hasil analisis serta bagaimana pemanfaatan data keluarga kepada publik secara lebih luas," kata Hasto.

Menurut dia, pertemuan ini sangat penting dan strategis sebagai wujud peningkatan layanan publik BKKBN di bidang data dan informasi serta sarana untuk koordinasi dan sosialisasi serta peningkatan pemahaman akan pemanfaatan data dan informasi keluarga dalam penyelenggaraan Program Bangga Kencana, Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem serta pembangunan terkait lainnya.

"BKKBN sangat terbuka dan mendorong pemanfaatan data dan informasi yang dihasilkan dan dipublikasikan dari PK, tentu mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam menjaga kerahasiaan data individu. Kementerian/lembaga (K/L) maupun pemerintah daerah tentunya dapat juga melakukan verifikasi dan validasi data di lapangan," tambah Hasto.

Sementara itu Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Andie Megantara menjelaskan, ketersediaan data yang kredibel sangat penting untuk memadukan lokus dan sasaran kebijakan.

"Data tersebut adalah data makro yang disiapkan Badan Pusat Statistik (BPS) dan data mikro untuk menentukan target intervensi baik individu maupun keluarga. Data mikro berasal dari Data Administrasi Kependudukan (Kemendagri), Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (Kemensos) dan data hasil PK BKKBN," jelas dia.

Hasil PK BKKBN memiliki informasi yang cukup lengkap, memuat data by name by address demografi, sosial, keterangan spasial, akses KB, serta informasi perkembangan penduduk dan keluarga lainnya. Selain itu juga jumlah data BKKBN cukup besar telah mencapai 80 persen penduduk.

"Siapa yang menguasai data akan menguasai dunia, tidak cukup hanya memiliki data yang baik (valid), menguasai dan memahami penggunaan data merupakan kunci untuk kebijakan yang tepat dan akurat," ungkap Andie.

Pemutakhirkan Data Keluarga Indonesia oleh BKKBN dilakukan dengan cara melengkapi, memperbaiki, memperbaharui, mencatat mutasi dan mendata keluarga baru yang belum ada dalam BDKI melalui kunjungan rumah ke rumah dengan cara mewawancara dan atau mengobservasi kepala keluarga, yang dilakukan secara serentak pada waktu yang telah ditentukan.

Sesuai Inpres No. 4 tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem menyebutkan bahwa hasil PK digunakan untuk kebijakan dalam intervensi Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrim (P3KE) termasuk penurunan stunting.

"Menangani kemiskinan ekstrim sama dengan menangani stunting karena data menunjukkan bahwa beberapa faktor sensitif yang mempengaruhi stunting adalah kondisi sosial ekonomi, kondisi sanitasi dan akses terhadap air bersih," imbuh Hasto.

Kegiatan Kelas Literasi Data digelar secara daring dari Selasa (11/4) hingga Jumat (14/4). Beberapa materi yang disampaikan, di antaranya pemanfaatan data PK dan P3KE untuk intervensi penurunan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem serta skenario 0 (nol) persen Program Penghapusan Kemiskinan Ekstrem.

Pemutakhiran PK tahun 2022, penjelasan tentang dashboard dan data keluarga berisiko stunting, serta akses dan indikator data Sistem Informasi Keluarga (SIGA).

KEYWORD :

Stunting dan Kemiskinan Ekstrem Pendataan Keluarga PK-22 BKKBN Hasto Wardoyo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :